MENGGAPAI SPIRITUALITAS HIDUP

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 1/08/2009 | | 0 komentar »

Oleh : Ust. Arif Fathurrahman S. Psi

Temuan para psikolog barat yang menunjukan data penelitian ilmiah terbaru dari perkembangan ilmu Psikologi terutama penelitian tentang aspek spiritual, banyak meberikan inspirasi bagi kebanyakan manusia dewasa ini. Buku – buku yang bertemakan spiritual sedang booming dan laku keras di pasaran. Bahkan penerbit selalu kehabisan stok dan harus cetak ulang berkali – kali.
Titik berat penelitian mereka mengarah pada kedalaman jiwa, yaitu aspek spiritual seseorang secara transcendental. Manusia tidak lagi dianggap sebagai benda mati seperti robot yang tidak memiliki kedalaman jiwa. Manusia memiliki keinginan untuk memberi kontribusi bagi sesamanya (sholeh). Keshalehan adalah kemampuan untuk berkhidmat pada orang lain, berfikir untuk orang lain, memberi makan fakir miskin, menyayangi sesama makhluk ciptaan Allah dan suka menolong sesamanya.
Sandaran utama dari spiritualitas adalah niat karena Allah dengan memulai pekerjaan apapun dengan membaca basmalah. Sebab barangsiapa yang memulai sesuatu dengan meyebut nama Allah maka terputus dari rahmat Allah. Kenapa demikian? Hal ini karena sebenarnya tindakan yang kita lakukan adalah selalu atas nama Allah yang Maha Kuasa. Pada dasarnya kita digerakkan Allah dalam setiap tindakan kita, sehingga kesadaran yang demikian ini ada kaitan yang erat dalam kehidupan spitualitas kita dalam keseharian yang kita rasakan.
Rasa selalu terbimbing dengan Allah inilah yang menghantarkan pada penyerahan diri yang total kepada Allah. Dalam Al Quran surat Qaf ayat 16, Allah berfirman:
“ Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan dalam hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.”.Dekat dengan Allah inilah yang menciptakan hubungan yang harmonis anatara hamba dan penciptanya.
Inilah makna spiritualist dalam hidup, yang hakikatnya kita ini adalah dalam ketiadaan. Yang Maha ada hanyalah Allah. Sehingga sangat naïf jika kita berbuat kesombongan tidak pernah melibatkan Allah dalam setiap kehidupan kita. Bahkan seandainya sandal jepit kita putus kita diwajbkan meminta hanya kepada Allah. Yang intinya kiat wajib melibatkan Allah dalam setiap tindakan hidup kita.


0 komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template