Memperingati hari ulang tahunnya yang ke 25 (HUT) Koperasi karyawan PT> Gudang Garama Tbk. Kediri “Mekar” telah mengundang 6 panti asuhan dari kota dan kabupaten kediri, salah satunya adalah P.A Ar - Risalah Bandar Lor, Ahad 9 Nopember 2008 kemarin.


Menurut Maryanto panitia HUT tersebut, “ Acara ini diadakan dalam rangka syukuran koperasi Mekar sekaligus ingin berbagi rasa dengan anak - anak panti asuhan yang ada di Kediri, dihari ulang tahunnya yang ke 25,” katanya.
Lebih lanjut ia menambahkan “ di harapkan Kopkar Gudang Garam “ Mekar” ini dapat meningkatkan kebersamaan antara pengurus dan anggota serta lebih baik dan eksis di masa mendatang.” Ujarnya menambahkan.
Dalam kesempatan itu telah diserahkan kepada panti asuhan Ar - Risalah berupa, kusrsi lipat dan sembako yang telah diserahkan secara simbolis. Acara yang berlangsung di temapat Usaham Kopkar Gudang Garam “ Mekar” jl. Mataram 180 Kediri diakhiri dengan do’a dan pemberian doorprixe bagi para tamu undangan.(ARS)


Read More..

KAJIAN UTAMA

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 12/15/2008 | | 0 komentar »

TELADAN SEPANJANG ZAMAN
Oleh Gus Syahri


Tak ada sikap ragu dan gentar dalam diri Ismail AS, ketika Allah SWT memerintahkan agar ia mengorbankan dirinya. Melalui perintah mimpi yang di dapatkan dari ayahnya Nabiyullah Ibrahim AS. Sikap Ismail itu adalah cermin ketaatan orang beriman yang sabar dan ikhlas dalam menerima perintah Tuhan - Nya.


Hal ini difirmankan Allah SWT dalam Al - Qur’an :
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama - sama Ibrahim, Ibrahim berkata ‘ Hai Anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka fikrikanlah apa pendapatmu’ ia menjawab “ Hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang - orang yang sabar.” (QS. As Shafat:102).
Sifat taat dua hamba pilihan Allah ini (Ibrahim & Ismail) hendaknya menjadi teladan bagi orang beriman. Sebab sikap mental taat ini akan menjadikan seseorang menjadi dekat dengan Robb-Nya. Dekat dengan Allah SWT penciptanya. Mereka yang taat akan diberikan pahala yang besar dan kedudukan yang tinggi di sisinya.
Alangkah Nikmatnya menjadi hamba yang taat, dan mau berkorban dengan kedua sikap itu, karena hal itu menjadikan hati menjadi tenang dan damai. Diperintah sholat kita sholat, diperintah sedekah kita sedekah, diperintah berjuang kita berjuang, diperintah berkurban kita berkurban dan lain sebagainya.
Ketaatan keluarga Ibrahim kepada perintah Allah akan sealu dikenang sepanjang zaman. Setiap musim Haji seperti sekarang ini jutaan Ummat manusia mengenang sejarah pengorbanan keluarga yang taat itu. Ibrahim dan keluarganya adalah teladan sepanjang zaman. Bagaimana mendemonstrasikan ketaatan sebuah perintah tuhanNya.
Karenanya di bulan Haji ini, di hari raya Idul Adha bagi kita yang mampu mari kita buktikan ketaatan kita dengan berkorban, menyembelih seekor kambing atau sapi sebagai bukti melaksanakan perintah Allah SWT. Dengan demikian maka Allah akan memberikan bantuan dan pertolongannya kepada kita. Menambah nikmat-Nya serta menjadikan kita sebagai hamba yang pandai bersyukur.
Firman Allah SWT.
Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak maka dirikanlah sholat karena tuhanmu dan berkorbanlah.” (QS> AL Kautsar 1-2)

Read More..

REFLEKSI

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 12/15/2008 | | 0 komentar »

MENUJU SOSOK PROFESIONAL
Oleh : Kang Najib


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan setiap apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akherat), dan bertakwalah kepada Allah . Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (Qs : Al-Hasyr ; 18)
Di penghujung tahun 2008, bau busuk krisis global sudah tercium hingga sudut-sudut dunia. Kehancuran sistem liberal yang sebenarnya sudah lama terjadi sudah tidak bisa ditutup tutupi lagi. Betapapun rapatnya kemasan, ternyata semuanya hanya seindah merah lipstik yang melekat dibibir seorang gadis cantik. Namun dari bibir mungil itu meluncur berbagai isyu dan kebohongan-kebohongan besar.



Setiap mata melihatnya penuh kekaguman. Ketika tengah tertumpu pada sebuah kata yang sudah menjadi tuhan baru. Yaitu kata “Profesional”. Perusahaan ini profesional. Pendekatan ini dengan sistem manajemen yang profesional. Kita harus Membangun kinerja profesional. Rasanya kalau segala sesuatu itu datang dari rancangan maupun produk dari barat dengan faham liberalnya, nampak lebih heboh daripada apa yang telah dimiliki. Bahkan dianggap lebih dahsyat dan lebih hebat dibanding dengan firman Allah sekalipun.
Sudahkah kita sadar. Atau kita masih saja tetap belum yakin atas krisis global yang terjadi saat ini. Atau kita belum yakin juga ketika Allah mewanti-wanti kita “Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kalian membuat kerusakan dimuka bumi, mereka menjawab, sesungguhnya kami adalah orang orang yang melakukan perbaikan. Ingatlah sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya. (Qs. Al-Baqoroh ; 11-12)
Mereka bukan sosok professional seperti yang kita bayangkan. Sebaliknya Allah menegaskan bahwa mereka adalah actor kerusakan, actor krisis gobal, actor yang akan membawa kehancuran dari berbagai segi.
Siapa Profesional sebenarnya. Adalah orang beriman yang terus berikhtiar secara sungguh-sungguh menuju makom takwa. Profesional adalah sosok pribadi yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan standar the best. Memberikan karya yang terbaik. Karena sikap profesionalnya mampu meminimalisasi kesalahan ikhtiarnya secara optimal dan siap menuntaskan setiap tugas yang diperintahkannya.
Genderang krisis global baru mulai ditabuh. Hari-hari mendatang akan semakin terjadi pembusukan-pembusukan sistematis dalam berbagai lini kehidupan. Hari ini adalah milik siapa yang mau merenungi ulang atas berbagai potret kehidupan ini. Hari esok adalah milik siapa yang mau menjadi agen off change (perubahan) menuju kebaikan. Tapi ingat. Kebaikan sesungguhnya hanya bisa menjadi karya nyata sosok professional dalam artian mereka yang beriman dan bertakwa.

Read More..

KOLOM

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 12/15/2008 | | 0 komentar »

NAPAK TILAS PENDIDIKAN IBRAHIM
Oleh : M. Arief Fathur.R.


Ibrahim seorang sosok Nabiyullah yang banyak mengukir sejarah dalam kancah peradapan ummat. Kiprah yang riil sebagai seorang pendidik generasi, mampu menghantarkan generasinya menjadi generasi rabbani. Tidak dipungkiri sejarah telah mencatat, aktifitas pendidikan yang telah diterapkan oleh seluruh ummat islam sampai akhir zaman.


Langkah pertama yang diterapkan Ibrahim kepada generasinya adalah menciptakan dan memiliki lingkungan yang kondusif untuk proses pendidikan dari kesyirikan . dan ingatlah ketika Ibrahim berkata “ Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman, dan jauhkan aku berserta anak cucuku daripada menyembah berhala - berhala, Ya Tuhanku sesungguhnya berhala - berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya engkau , maha pengampun lagi maha penyayang . Ya Tuhan kami sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam - tanaman didekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati , Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikan sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah - buahan., mudahan - mudahan mereka bersyukur.”
Lembah bakah tempat penggododkan spiritual generasi, dipilih bukan karena untuk menyengsarakan kehidupan anak cucu, akan tetapi agar generasi yang di didik langsung kehidupan dengan realitas kehidupan yang harus dihadapinya. Sehingga mereka bukan sebagai orang yang bermental lemah, cengeng dan manja, bahakn generasi yang menjadi beban dikemudian hari.
Pola pendidikan yang diterapkan Ibrahim merupakan jawaban dan solusi dari permasalahn sistem yang tidak pernah tuntas mengangkat problem kehidupan. Permasalahan yang paling mendasar dari pendidikan adalah bagaimana meningkatkan keterpaduan yang harmonis antara aspek kecerdasan Spiritual (SQ), kecerdasan Emosi (EQ), kecerdasan Intelektual (IQ) dan kecerdasan Fisik(FQ).
Semua aspek tersebut harus berjalan sesuai dengan fitrahnya masing - masing dengan sentuhan yang seimbang. Apbila pendidikan tdak mampu mengembangkan aspek tersebut, maka akan terjadi ketimpangan dalam perilaku generasi yang di telorkan, yang pada akhirnya mereka tak mampu manjadi pribadi yang utuh. Naudzubillah.........Wallaju a’lam bis Showab.

Read More..

ESAY

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 12/15/2008 | | 0 komentar »

MELATIH ANAK GEMAR BERAMAL SHALEH
Oleh Umi Hadirafika


Peristiwa besar dalam sejarah para Nabi, sangatlah penuh muatan nilai - nilai pendidikan yang tidak pernah usang untuk diaplikasikan dalam kehidupan harian kita. Khususnya kisah Nabi Ibrahim dan putranya dalam peristiwa penyembelihan Nabi Ismail AS.


Peristiwa besar dalam sejarah para Nabi, sangatlah penuh muatan nilai - nilai pendidikan yang tidak pernah usang untuk diaplikasikan dalam kehidupan harian kita. Khususnya kisah Nabi Ibrahim dan putranya dalam peristiwa penyembelihan Nabi Ismail AS.

Read More..

KELUARGA

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 12/15/2008 | | 0 komentar »

IDDAH DAN PERMASALAHANNYA
Oleh Ust. Abdulkarim

Idaah dalam islam artinya waktu/masa lamanya seorang isteri menunggu tidak boleh kawin terlebih dahulu setelah pisah atau ditinggal wafat suaminya. Hukum Iddah sendiri adalah wajib , Allah SWT berfirman : “ Dan perempuan yang di thalaq hendaklah ia menahan diri tiga kali Quru’ (datng bulan)” Al - Baqoroh 228.

Hal ini juga diterangkan Allah dalam surat At - Thalaq ayat 1 yang mengatur tentang Iddah ini.
Macam - macam Iddah diantaranya:
1. Iddah Isteri yang sedang Haid
Yaitu menunngu selama 3 kali haid sebagaimana yang terdapat dalam surat Al Baqoroh ayat 288
2. Iddah Isteri yang tidak haid.
Bagi seorang Isteri yang tidak dalam keadaan haid ketika dcerai maka masa Iddahnya selama 3 bulan sebagaiman diterangkan dalam surat At Talaq ayat 4 yanga artinya “ Dan orang - orang yang putus haidnya diantara isteri - isterimu, jika kamu ragu maka Iddah mereka itu tiga bulan. Dan orang - orang yang tidak haid juga tiga bulan.”
Dan perlu diingat untuk menghitung bilangan tiga bulan tersebut menggunakan penanggalan Hijriah bukan masehi
3. Iddah Isteri yang sedang hamil
Sedang bagi Isteri yang dicerai suaminya sedang ia dalam keadaan hamil maka yang demikian itu masa Iddahnya sampai ia melahirkan , demikian juga bagi Isteri yang ditinngal mati suaminya sedangkan ia dalam keadaan hamil.
Hal ini juga terdapat dalam surat At - Tjolaq ayat 4
4. Iddah Isteri atas wafatnya suami
Yang seperti ini maka masa Iddahnya yaitu 4 bulan sepuluh hari (asala tidak hamil) hal ini diterangkan dalam surat Al Baqoroh ayat 234

Hikmah adanya Iddahnya ini diantaranya:
- Mengetahui bersihnya rahim seorang isteri (bila dalan keadaan hamil)
- Memberi kesempatan kepada suami untuk ruju’ kembali jika nantinya membawa kebaikan
- Kebaikan perkawinan tidak dapat terwujud sebelum suami isteri sama - sama hidup lama dalam ikatan pernikahan
- Menjunjung tinggi masalah perkawinan, agar dapat menghimpunkan orang - orang arif mengkaji masalahnya dan memberikan waktu berpikir panjang




Read More..

Haji, Simbol Pengorbanan

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 11/06/2008 | | 0 komentar »

Setiap musim haji kaum muslimin dari segala penjuru dunia berkumpul di Baitullah untuk memenuhi panggilan Nya, Bahkan di Indonesia, setiap musim haji koutanya selalu terpenuhi bahkan kurang. Namun rangkaian haji bagi sebagian orang merupakan ritual biasa - biasa saja tanpa nilai tambah. Bahkan kebanyakan menjadikan ibadah haji lebih sebagai perjalanan wisata saja. Tidak sedikit kita jumpai di masyarakat seseorang yang menjalankan ibadah haji berkali - kali. Banyak juga yang bangga mengajak seluruh keluargaanya menempuh perjalanan suci ini, namun setelah itu tidak ada nilai tambah baginya. Tidak ada perubahan pada kehidupannya.
Jika kita pelajari dan cermati, rangkaian ibadah haji sebagian besar terkait kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS, Hajar, Nabi Ismail AS dan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan ajaran tauhid. Intinya dalam rangka menanamkan rasa cinta kepada Allah melebihi segalanya. Inilah makna hakiki Ibadah haji.
Ka’bah menjadi kiblat ummat Islam dan simbol kesatuan ummat. Tawaf mengelilingi Ka’bah melambangkan hidup ini ada pusat orientasinya yaitu menuju kepada Allah taala. Adapun ruh hidupnya adalah tauhid.
Melempar jumrah merupakan simbol perang melawan syetan yang akan berlangsung terus menerus hingga akhir zaman. Wukuf di Arafah dengan pakain ihram yang sama, kain tanpa jahitan tanpa wewangian dan segala macam kosmetik melambangkan kesamaan derajat manusia. Suasana ini mengekspresikan kesiapan manusia untuk menanggalkan pangkat dan jabatan dunia, mulai dari pedagang, pegawai, pengusaha, bahkan Kepala Negara. Segala kepalsuan dan kebohongan yang sering membungkus manusia harus ditinggalkan.
Haji mengingatkan pada loyalitas Nabi Ibrahim AS yang luar biasa kepada Allah, dengan kesediaan melakukan pengorbanan besar menyembelih putra tunggalnya, Ismail. Padahal Ismail adalah putra yang telah lama diidamkan. Maka sangat manusiawi jika kecintaan Ibrahim tercurah kepada Ismail. Namun justru disaat rasa cinta itu pada titik puncaknya, datang perintah yang amat dahsyat dan begitu berat itu. Yaitu peritah untuk menyembelih putra tercintanya dengan tanganya sendiri.
Setiap kita punya Ismail masing - masing. Punya sesuatu yang menjadi kebanggaan dan kecintaan. Mungkin berupa jabatan, harta, popularitas, anak, Istri dan sebagainya. Sanggupkah kita menyerahkan Ismail itu demi cinta dan pengabdian kita kepada Allah SWT? Inilah semangat yang terkandung dalam ibadah haji. Yaitu Kesediaan kita untuk berkorban dalam rangka melaksan perintah Allah SWT. (IKS)


Read More..

SAATNYA HADIR SANG PAHLAWAN SEJATI

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 11/06/2008 | | 0 komentar »

Pada penghujung abad pertama hijriyah, dinasti Bani Umayyah mengalami pembusukan internal yang serius. Dalam kondisi seperti ini munculah Umar Bin Abdul Aziz. Beliau dinobatkan sebagai Khalifah.


Ketika Umar menerima jabatan ini, Ia mengatakan “Aku benar-benar takut pada neraka.”
Berpijak dari rasa takutnya pada neraka itu, Umar dikenal sebagai pembaharu. Bahkan Ia juga disebut sebagai khulafau rasyidin kelima. Pada masa pemerintahanya hanya dalam kurun waktu dua tahun lima bulan fakta membuktikan, reformasi total telah dilaksanakan. Keadilan telah ditegakkan dan kemakmuran telah diraih.

Memang, Peradaban Islam yang kita rindukan hanya akan bisa diwujudkan kembali ketika secara sistem ummat islam berkomitmen kepada Sistem Robbani yang menerapkan Al-Qur’an dan sunnah sebagai undang-undang kehidupan. Dan secara personal Terbangun jiwa-jiwa yang memiliki rasa takut kepada neraka.

Betapa Tinta emas sejarah telah mencatat. Ketika para amil zakat berkeliling di perkampungan-perkampungan Afrika, tapi mereka tidak menemukan seseorang pun yang mau menerima zakat. Negara benar-benar mengalami surplus, bahkan sampai ke tingkat dimana utang-utang pribadi dan biaya pernikahan warga pun ditanggung oleh negara.

Solusi yang nampak relatif sederhana telah ditorehkan di alam realitas pada masa masa Umar Bin Abdul Azis. Namun ketika kini kita mau mencoba kembali menuju pangkuan peradaban Islam rasanya menjadi sebuah beban yang begitu berat.

Dua hal penting yang perlu kita canangkan adalah bagaimana kita siap menjadi agen back to qur’an sebagai tonggak peradaban dan membangun sistem kehidupan. Dan yang kedua bagaimana kita merasa bahwa neraka itu betul-betul dihadapan kita. Kita tumbuhkan betapa Neraka siap menghancurkan dan meluluh lantakkan kita. Inilah yang akan menumbangkan kepribadian yang korup saat menjadi pejabat. Kondisi yang bakal mengikis sifat bakhil saat kita dikaruniai rejeki lebih.

Pribadi yang santun dan profesional yang berkarya dibawah naungan sistem yang diatut Al-Quran InsyaAllah. Indahnya berIslam bisa kita rasakan bersama. (KN)

Read More..

BAHAYA PAHAM LIBERAL BAGI PEMUDA MUSLIM

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 11/06/2008 | | 0 komentar »

Ummat Islam saat ini menghadapi persoalan yang sangat kompleks, terutama generasi muda yang terinfeksi paham Liberal. Paham ini menempatkan kebebasan individu sebagai acuan sistem nilai yang tertinggi. Paham yang diperkenalkan oleh Marcus Aurelius (121-180 M) ini menemukan momentum kebangkitan di jaman Renaissance.

Menurut paham ini, negara tidak boleh campur tangan dalam berbagai bidang. Seperti kesusasteraan, kesenian, pemikiran, , pergaulan, dan dalam bidang-bidang lainya. Paham ini dengan begitu gencarnya disebarkan melalui berbagai media. Mulai dari internet, koran, televisi dan berbagai media lainya. Kondisi ini merubah fungsi media menjadi tele poison (racun yang ditembakkan dari jarak jauh). Sebagai orang Islam, kita perlu mewaspadai faham Liberalisme. Mengapa ?

Karena para penganut paham kebebasan ini dalam berfikir lebih mendahulukan akalnya dari pada wahyu Allah dan sunnah Rasul-Nya. Mereka menolak adanya kebenaran mutlak dalam agama yang berasal dari Allah Mereka menganggap peraturan peraturan agama dan negara sebagai pengekangan terhadap hak azasi manusia.

Mereka bebas berpacaran dengan dalih penjajagan. Berhubungan badan untuk membuktikan tulusnya cinta. Bersikap permisif terhadap hubungan seks di luar nikah disebabkan karena maraknya pornografi dan pornoaksi. Akibatnya banyak gadis-gadis yang hamil di luar nikah, banyak bayi-bayi yang mati ditemukan di tong sampah maupun selokan-selokan. Naudzubillahi min dzaalik.

Allah mengancam para pemuda dan pemudi yang berbuat zina dengan hukuman dera sebanyak 100 kali. Bagi pezina muhshon (orang yang sudah pernah menikah) dengan hukuman rajam (QS An-Nuur : 2). Allah SWT. Berfirman: ”Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” [QS Al-Israa’ : 32]

Salah satu diantara tanda-tanda akan datangnya hari kiamat adalah terjadinya perzinaan terang terangan. Rosulullah SAW. Bersabda: ”Diantara tanda-tanda datangnya kiamat ialah terangkatnya ilmu, munculnya kejahilan,maraknya peminum khomr, dan perzinaan dilakukan secara terang-terangan.” [HR.Bukhari juz 1, hal. 28]

Kini paham Liberal sudah memicu generasi muda muslim terjerat minuman keras. Merasa dirinya lebih macho, lebih jantan dan lebih berani dengan bermabuk-mabukan. Akibatnya banyak diantara mereka yang tidak mampu mengendalikan diri. Dampaknya banyak yang mati karena kecelakaan. Mati karena over dosis. Banyak keluarga muda yang berantakan karena suaminya mengkonsumsi minuman keras. Dampaknya membuat peminumnya mudah tersinggung, mudah marah, bersikap agresif, dan tidak mampu mengontrol dirinya sendiri. Kondisi ini menjadi pemicu munculnya ering ribut-ribut dengan orang di sekitarnya maupun dalam keluarganya sendiri.

Yusuf Al-Qardhawi mengatakan, Allah memuliakan manusia dengan akal. Sedang minuman keras berbahaya bagi tubuh, akal dan moral. Orang yang mabok menjadi amoral, tidak sadar dan tidak mengenal kewajibanya kepada Allah, diri sendiri dan orang lain. Secara social, masyarakat dirugikan oleh gangguan orang-orang yang mabok. Banyak terjadi konflik horizontal yang dipicu oleh pertengkaran orang yang sedang mabuk.

Ancaman kehancuran bangsa karena miras belum bisa diatasi, masih ditambah lagi dengan ancaman yang lebih besar bahayanya yakni narkoba (narkotika dan obat-obat terlarang). Dalam sepuluh tahun terakhir ini jaringan pengedar ganja, pil koplo, ineks, putaw, heroin, dan sabu-sabu telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air.

Kita masih ingat beberapa bulan yang lalu ada sebuah pabrik sabu-sabu yang terbesar nomor tiga di dunia ditemukan di daerah Tangerang. Polisi berhasil menyita berton-ton bahan dan produk jadi yang akan dipergunakan untuk meracuni dan menghancurkan generasi muda kita. Beberapa orang berhasil tertangkap basah di lokasi itu, termasuk diantaranya beberapa warga negara asing. Kenyataan ini membuktikan bahwa Indonesia telah dijadikan sebagai pasar narkoba oleh para mafia narkoba Internasional.

Mari kita selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya Liberalisme yang bisa menghancurkan moral bangsa ini dengan meningkatkan pendalaman serta pengamalan agama Islam dalam kehidupan sehari hari. Insya Allah janji Allah akan sampai kepada kita, sehingga kesulitan-kesulitan yang menghimpit bangsa selama ini akan segera dapat jalan keluar, diberi kemudahan-kemudahan oleh Allah, dan negeri kita menjadi Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.

Read More..

Kunjungan Dharmawanita Persatuan Kota Kediri

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 11/06/2008 | | 0 komentar »

Bulan Ramadhan lalu, dihari ulang tahunya yang ke 9, Dharmawanita Persatuan kota Kediri mengadakan kunjungan ke panti asuhan Ar-Risalah Bandar Lor Kediri. Bertepatan dengan hari ulang tahun itu, Dharmawanita Persatuan memberikan bantuan sosial kepada anak-anak Ar-Risalah berupa bingkisan lebaran, sembako dan keperluan lebaran.
Menurut Hj. Melly Iskandar Nawawie, ketua panitia ulang tahun itu mengatakan “ Di hari ulang tahun yang ke 9 ini, kami sengaja datang ke P.A Ar-Risalah untuk mengadakan bakti sosial. Kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur kami, keluarga besar Dharmawanita Persatuan kota Kediri.” tuturnya.
Lebih lanjut beliau menyampaikan, “ Untuk itu kami ingin berbagi dengan anak-anak disini agar ikut merasakan bahagia menyambut hari lebaran yang sebentar lagi akan tiba. Karenanya kami mohon do’a dari anak-anak Ar-risalah semoga Dharmawanita Persatuan Kota Kediri di berikan kesuksesan dalam mengemban tanggung jawab “Ujarnya menambahkan.
Sementara itu Ust.Syahri Al-fatih yang menerima mereka,menghaturkan terima kasih atas kunjunganya. Semoga apa yang telah dilakukan Ibu-Ibu Dharmawanita Persatuan kota Kediri di terima oleh Allah Swt, dan apa menjadi keinginanya dikabulkan oleh Allah.

“Selamat ulang tahun ibu-ibu........
Semoga sukses selalu!”(Ars).


Read More..

Rumahku Penuh Kedamaian

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 11/06/2008 | | 0 komentar »

Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA. Rosulullah SAW sungguh telah bersabda :

“ Dunia ini laksana perhiasan dan sebaik – baiknya perhiasan adalah istri yang sholehah.” (HR. Muslim)

Sebagai ikhtiar untuk meraih derajat sholehah, tips ini sangat diperlukan bagi seorang istri.
1. Memperteguh rasa Iman kepada Allah dan Rasulnya. Perlu kita biasakan membangun nuansa senantiasa takut akan siksaan di akhirat bila menjadi istri durhaka. Ketika keyakinan pada hari akhirat selalu ada dalam diri seorang istri dan suami maka keluarga soleh & solehah akan dicapai.

2. Membekali diri dengan Ilmu.
Istri senantiasa hadir dalam majelis taklim, selalu mempelajari Al Qur’an dan hadis Nabi melalui ustadz-ustadzah dan suami yang memahami agama. Mendengarkan, mengikuti kajian-kajian keislaman dan mentaati ajaran Allah dan RosulNya.

3. Selalu berbuat ikhlas.
Seorang istri yang sholehah selalu ikhlas memberi pelayanan pada suami dan anak-anaknya. Istri Nabi Muhammad Saw seperti Siti Khadijah & Aisyah, meskipun dari sisi finansial sangat kaya, namun selalu berprasangka baik pada Nabi serta patuh dan taat padanya. Siti Aisyah walaupun muda tapi selalu ridho dan ikhlas atas perintah baginda Nabi SAW.

4 Ketika kita menemukan kekurangan pada pasangan, kita kembalikan ingatan kita bahwa ternyata kebaikanya jauh melebihi dari kekuranganya. Dan kita memohon kepada Allah mudah-mudahan segala kebaikan maupun kekuranganya semuanya membawa barakah dalam kehidupan keluarga.

5 Membiasakan hidup bersahaja, sebagaimana pola hidup Rosulullah SAW beserta istri-istri beliau. Karenanya bila para muslimah berazam atau bertekat mengikuti gaya hidup isteri-isteri Roasulullah SAW, Insyaallah akan menjadi istri yang sholehah dan menadapat ridho Allah SWT.

Inilah beberapa tips yang InsyaAllah akan mengantarkan keluarga kita penuh kedamaian, mawaddah wa rahmah. Selamat memulai, maka terwujudlah syurga dunia dan akhirat. Wallahu a’lam bis showab.




Read More..

Ar-Risalah Foundation Funding

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/15/2008 | | 1 komentar »

Terima Kasih Atas Kepercayaan Anda

Terima kasih kepada Bapak/Ibu kaum Muslimin dan Muslimat yang telah ikut berpartisipasi memberikan ta’jil dalam acara Buka puasa bersama di bulan Ramadhan 1429 H, yang di laksanakan Yayasan Ar-Risalah, Hidayatullah Kediri.
Karenanya ucapan terimakasih tak terhingga kami sampaikan kepada :
1. Kel. Ibu Tien Bandar Lor Kediri
2. Kel. Ibu Wiwik Bandar Lor Kediri
3. Kel. Ibu Rurin Bandar Lor Kediri
4. Kel. Ibu Hj. Maryam Banjaran Kediri
5. Kel. Ibu Hj. Firdaus Banjaran Kediri
6. Kel. Ibu Misinah Kediri
7. Kel. Ibu Winarti Bandar Lor Kediri
8. Kel. Dr. Slamet Sugiharto Jl. Penanggungan Kediri
9. Kel. Ibu Wagiran JA Suprapto Kediri
10. Kel. Isa Anshari Jl. Penanggungan Kediri
11. Kel. Dr. Mahmud Candra Kirana Kediri
12. Kel. Tahta Triana Gampengrejo Kediri
13. Kel. Dr. Taufiq Rafendi Katang Kediri
14. Kel. Ibu Suharini Doko Kediri
15. Kel. Ibu Soetatmadji Jl. Veteran Kediri
16. Kel. Syamsul Arifin SH Jl. Penanggungan Kediri
17. Kel. Bp. H. Sunyoto Banjaran Kediri
18. Kel. Bp. Fianda Yulianto Jl. Slamet Riyadi Kediri
19. Kel. Eni Maharan SMN 2 Ngadiluwih Kediri
20. Kel. Drs. Abu Bakar KBN Sukorame Kediri
21. Kel. Ibu Paryo Jl. Veteran Kediri
22. Kel. Ibu Arum Azalia Perum Wilis Indah Kediri
23. Kel. Ibu Sutiyem Kediri
24. Kel. Ibu Budi Wicaksono Perum Wilis Indah Kediri
25. Kel. Ibu Hj. Tindar Wati Apotek Joyoboyo Kediri
26. Kel. Ibu Endang Sri W Kediri
27. Kel. Ibu Indah Pusporini Kediri
28. Kel. Ibu Triani Basuki Wilis Indah Kediri
29. Kel. Dr. Iskandar Nawawie RSIA Melinda Kediri
30. Kel. Siti Ashariyah SMPN 2 Ngadiluwih Kediri
31. Kel. Ibu Agung Wilis Indah Kediri
32. Kel. Ibu Henri Wilis Indah Kediri
33. Kel. Ibu Heri Agus Wilis Indah Kediri
34. Kel. Pujiati Bandar Lor Kediri
35. Kel. Bp. Said Kediri
36. Kel. Ny Suprapto Kediri
37. Kel. Ibu Sulishati Mojoroto Indah Kediri
38. Kel. Ibu Tisnawati Kediri
39. Kel. Ibu Rubiastuti Kediri
40. Kel. Latief Perum Wilis Indah Kediri
41. Kel. Siti Amanah S. Perum Wilis Indah Kediri
42. Kel. Bp. Joko Suhardo Kediri
43. Kel. Ibu Sintowati Perum Candra Kirana Kediri
44. Kel. Ibu Sugeng Darmanto Perum Candra Kirana Kediri
45. Kel. Ibu Elmy Mahfiati Perum Mojoroto Indah Kediri
46. Kel. Bp. Mastriadji Kediri
47. Kel. Riantini Kediri
48. Kel. Ibu Riana Kediri
49. Kel. Bp. Didi Suhardiman Jl. Kawi Kediri
50. Kel. Ibu Dini Rahmiati Perum Wilis Indah Kediri
51. Kel. Ibu Eva Nirmala Kediri
52. Kel. Ibu Erna Sungging Bandar Kidul Kediri
53. Kel. Bp Taufan Kediri
54. Kel. Ibu Yunita Kediri
55. Kel. Ny. Nurani Perum Wilis Indah Kediri
56. Kel. Wiwin Fitrianto JL. Penanggungan Kediri
57. Kel. Ibu Upi Kediri
58. Kel. Ibu Fatimah Perum GIP Kediri
59. Kel. Bp Hensulastono Perum Candra Kirana Kediri
60. Kel. Ibu Sri Utami Kediri
61. Kel. Ibu Raris Indra R Perum Persada Sayang Kediri
62. Kel. Ny Sulaiman Bandar Kidul Kediri
63. Kel. Ibu Vivi Minda S Kediri
64. Kel. Dr. Agus Suprianto Perum Wilis Indah Kediri
65. Kel. Ibu Titik Mulyati Perum Mojoroto Indah Kediri
66. Kel. Bp. Sugeng Kuswiyono Perum Mojoroto Indah Kediri
67. Kel. Bp. Sumaryono Perum Candra Kirana Kediri
68. Kel. Bp. Syamsu H Jl Himalaya Kediri
69. Kel. Hilman Kediri
70. Kel. Bp. Bagio Bandar Lor Kediri
71. Kel. Bp. Suryondaru Bujel Kediri
72. Kel. Bp. Kuntadi Perum Candra Kirana Kediri
73. Kel. Bp. Muhsin Toyib Perum Candra Kirana Kediri
74. Kel. Ibu Musri Bandar Lor Kediri
75. Kel. Bp. Supeno Perum Mojoroto Indah Kediri
76. Kel. Wiwin F Jl. Penanggungan Kediri
77 Kel. Ibu Kartika W Ngadiluwih Kediri
78 Kel. Ibu Nizar Jamsaren Kediri
79 Kel. Ibu Zam – zam Kediri
80 Kel. Ibu Sururi Kediri
81 Kel. Ibu Suyatno Bandar Lor Kediri
82 Kel. Yusuf Al Qodri Bandar Lor Kediri
83 Kel. Putra Saksana Hadi Perum Candra Kirana Kediri
84 Kel. Bp. Adiek Marga Perum Mojoroto Indah Kediri
85 Kel.. Ibu Dariadji Jl. Veteran Kediri
86 Kel. Bp. Widodo Perum Mojoroto Indah Kediri
87 Kel. Fatty Aprilda Kediri
88 Kel. Ibu Natsir Pekanbaru
89 Kel. Ibu Imam Judono Perum Mojoroto Indah Kediri
90 Kel. Bp. Supri Widodo Jl. Himalaya Kediri
91 Kel. Syamsul Ashar Kediri
92 Kel. Bp. Marlinson Hakim Perum Candra Kirana Kediri
93 Kel. Bp. Agus Suratman Perum Candra Kirana Kediri
94 Kel. Bp. Chaeruddin H Perum Candra Kirana Kediri
95 Kel. Bp. Ngatmo Perum Candra Kirana Kediri
96 Kel. Bp. Tukiman Perum Candra Kirana Kediri
97 Kel. Joko Subroto Kediri
98 Kel. Bp. Didik Bandar Lor Kediri
99 Kel. Bp. A, Solikin Bandar Kidul Kediri
100 Kel. Bp. Bambang P Kediri
101 Kel. Ny. Soejono Jl Veteran Kediri
102 Kel. Ibu Kustiah M. Jl.Penanggungan Kediri
103 Kel. Dr. Sujud Kediri
104 Kel. Susi Marginingsih Kediri
105 Kel. H. Muhsin Toyib Kuwak Kediri
106 Kel. Ibu Ariesta Kediri
107 Kel. Bp. Eko Sulanjar Pojok - Kediri
108 Kel. Ibu Mulyani Kediri
109 Kel. Lilik Srijati Jl. Sunan Geseng Kediri
110 Kel. Ibu Tri Lestrai SMPN 1 Semen Kediri
111 Kel. Ibu Rina Perum Mojoroto Indah Kediri
112 Kel. Adinda Agutia Ngronngo Kediri

113 Kel. Ibu Nanang Perum Mojoroto Indah Kediri
114 Kel. Bp. Muohtar Efendi Kediri
115 Kel. Sunarti Bandar lor Kediri
116 Kel. Saptowo Salim. TK. SL takim Kediri
117 Kel. Ibu Pungki Ds. LirboyoKediri
118 Kel. Dr. Gunandar R Jl. Veteran Kediri
119 Kel. Ibu Puji Prihantini Jl. Suparjan MW Kediri
120 Kel. Ibu Subandiono Jl. Jaksa Agung S Kediri
121 Kel. Ibu Soebadi Bandar LorKediri
122 Kel. Bp. Dian Ermawan Kediri
123 Kel. Ibu Esti Sulistiyah Kediri
124 Kel. Ibu Panut Wilis Indah I Kediri
125 Kel. Ibu Didik Suhari Wilis Indah I Kediri
126 Kel. Ibu Murdoko Wilis Indah I Kediri
127 Kel. Ibu Noedina S Putra Jl. Jaksa Agung S Kediri
128 Kel. Bp H.M. Sudiono Perum Candra Kiran Kediri
129 Kel. Ibu Qurotul A’in Wilis Indah I Kediri
130 Kel. Dr. Surinto Perum Candra Kirana Kediri
131 Kel. Tejo Sukmono Perum Candra Kirana Kediri
132 Kel. Ibu Sri Rahayu Kediri
133 Kel. Basuki Rahmat JL Penanggungan Kediri
134 Kel. Bp Anas Sulistiyo Pesantren Kediri
135 Kel. Luhur Gandhi N Kediri
136 Kel. Ibu Mien Elyawati Kediri
137 Kel. H. Bambang Edinato JL Pemuda Kediri
138 Kel. Dr. Mahmud Perum Candra Kirana Kediri
139 Kel. Ratri Ratna Doko Kediri
140 Kel. Ichwan Kabalmaya Perum Wilis Indah Kediri
141 Kel. Bp. Soekarno KBN Sukorame Kediri
142 Kel. Ibu Suciwati Maschut Kediri
143 Kel. Bp. Rohman Iswanto Kediri
144 Kel. Ahmad Suparto Kediri
145 Kel. Dr Prastowo Kediri
146 Kel. Abdul Baqi Banjaran Kediri
147 Kel. H.Rizkon Bandar Kidul Kediri
148 Kel. Manaf Bandar Lor Kediri
149 Kel. Feri Asmarawan Kediri
150 Kel. Drg. Andry A Kediri

“ Semoga dukungan serta partisipasi yang telah di berikan kepada kami, di terima oleh Allah SWT dan di balas dengan rezeki yang lebih banyak lagi,” Amin. Jazakumullah Khoiron katsiro.

Read More..

Olimpiade Beijing dan Introspeksi Dunia Islam

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/07/2008 | 0 komentar »


Hiruk pikuk olimpiade Beijing di Bejing dapat dijadikan untuk mengajak umat melakkan introspeksi untuk melihat berbagai kegagalan-kegagalan kita

Oleh M. Syamsi Ali*

syamsi ali Dua minggu terakhir China sedang menjadi pusat perhatian mata. Bermilyar manusia dari seluruh penjuru dunia menonton perhelatan dahsyat 4 tahunan, Olympic games, yang tidak saja dituan-rumahi oleh negara berpenduduk terbesar dunia itu, tapi juga didominasi dalam peraihan medali.


China memang fenomenal. Mungkin kata yang paling pantas adalah bahwa China memang dahsyat dan fantastik. China sejak dulu, tidak saja dikenal sebagai sebuah negara, tapi sebuah peradaban yang yang sejak kala dulu banyak mendominasi dunia kita. Siapa yang tidak kenal sejarah nusantara yang juga tidak terlepas dari sejarah peradaban China?

Di saat-saat hampir semua negara di Asia digoncang oleh krisis ekonomi dan finansial di tahun penghujung 1997, China dengan tegar dan kokoh solid melalui krisis itu tanpa pengaruh yang bermakna. Jika saja kita melihat negara-negara ASEAN saat ini, termasuk dua negara Muslim mayoritas, Indonesia dan Malaysia, nampak Chinalah yang mendominasi.

Dalam dunia internasional, China dengan kalem tapi mulus dalam menjual dominasinya hampir dalam seluruh linea kehidupan global. Di PBB sendiri China memiliki posisi yang sangat diperhitungkan, bahkan terkadang lebih dperhitungkan ketimbang Rusia atau Prancis misalnya. Pasalnya, China ternyata menancapkan kuku pengaruhnya di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia dan Afrika. Bahkan di beberapa negara Amerika Tengah dan Latin, China memiliki pengaruh ekonomi yang berat.

Mungkin bagi kita yang tinggal di negara yang terkadang dijuluki 'the only super power' ini, ternyata China pun bisa dikategorikan sudah menembus dengan goncangan yang menakutkan. Berbagai produksi kecil, dari mainan anak-anak (toys), makanan-makanan hewan piaraan, dll., telah merajai pasar negara ini. Cukup mengkhawatirkan, sampai-sampai ada upaya untuk menjatuhkan citra produksi China dengan kasus-kasus keracunan anjing, dan juga tuduhan mainan anak-anak yang membahayakan. Tuduhan demi tuduhan itu begitu keras, sampai-sampai semua siaran TV hanya menyiarkan hal tersebut berhari-hari.

Dunia Islam?

Mungkin perlu dibedakan secara jelas antara cita dan realita. Islam adalah cita semua Muslim. Tapi Muslimlah yang kemudian harus membawa cita itu ke sebuah realita. Kegagalan demi kegagalan yang dialami oleh dunai Islam saat ini tidak ada hubungannya dengan Islam. Islam dalam kenyataannya adalah kejayaan. Mungkin akan lebih tegas jika dikatakan: 'tiada kejayaan tanpa Islam dan tiada Islam tanpa kejayaan'.

Bagi beberapa kalangan, pernyataan di atas tidak diterima. Potongan pertama akan mentah-mentah ditolak oleh kalangan 'liberal-secular group', yang selalu melihat sebuah kejayaan dengan keterlepasan dari nilai-nilai agama (baca Islam). Sebaliknya, kalangan 'exclusive-minded group' sudah psti menolak yang kedua karena bagi mereka Islam itu identik dengan keterlepasan dari hiruk pikuk kemajuan dan kejayaan dunia. Bagi mereka, semua yang mirip dengan apa yang mungkin dilihat sebagai kejayaan 'ala barat' adalah tidak Islami dan bahkan antitesis dengan Islam.

Padahal, pernyataan di atas adalah ekspresi sederhana dari doa sapu jagad umat: 'Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirah hasanah'. Bahwa umat yang mengimani Islam memiliki cita hidup yang jelas, yaitu 'kejayaan dunia dan kejayaan akhirat'.

Namun realitanya, dunia Islam sangat jauh dari cita yang agung itu. Umat saat ini sedang merana di hampir seluruh linea kehidupannya. Bahkan hingga di titik kehidupan yang paling esensial sekalipun, akidah, umat sedang menghadapi krisis yang luar biasa. Saya katakana demikian, karena akidah bertujuan membangun muru'ah (dalam bahasa lain, izzah) atau mungkin dalam bahasa populernya 'self confidence'. Kenyataannya, umat kehilangan kepercayaan diri, dan itu merupakan identifikasi krisis iman yang paling nyata.

Secara ekonomi, dunia Islam dikaruniai nikmat kekayaan yang luar biasa. Ada yang memperkirakan, lebih 65% kekayaan alam, dari minyak, pertambangan, lautan, hutan, dll., di berbagai negara di Asia dan Afrika, ada di negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. Tapi menyakitkan, mereka yang dikategorikan manusia-manusia yang hidup di bawah garis kemiskinan juga mayoritasnya ada di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Secara politik, hanya bilangan jari saja dari sekian negara-negara Muslim yang mempraktekkan hukum 'syura'. Mayoritasnya, jika tidak dictatorship, ya dipaksa untuk nmenerapkan sistim orang lain. Mungkin kelompok kedua ini boleh jadi memakai sistim dengan istilah cantik, demokrasi misalnya. Tapi kenyataannya, semua hanya simbolisme dominasi sistim yang orang lain paksakan. Buktinya, sistim itu dianggap sukses jika 'delivering interests of certain power'. Jika tidak, walau kenyataannya melakukan hal yang sama, justeru dianggap tidak demokrasi.

Secara kultur dan sosial, dunia Islam masih sangat morat-marit. Kedisiplinan dan etos kerja sangat jauh di atas rata-rata kedisiplinan dan etos kerja orang-orang yang kita sebut 'kafir'. Betapa seharusnya kita kagum dengan etos kerja orang-orang China di kota dunia, New York. Terbukti dengan menjamurnya restoran-restoran China hampir di mana-mana. Demikian pula dengan komunitas Korea, dll.

Dalam arena kehidupan global, umat Islam nyata termarjinalkan dalam segala hal. Produk-produk untuk kebutuhan asasi umat, hatta dalam hal-hal yang sifatnya ritual sekalipun, justeru diproduksi oleh orang lain. Lihatnya pasar di mekah, dari tasbih, sajadah, baju jubah, dll., banyak justeru 'made in China'.

Mungkin yang paling nyata adalah kenyataan bahwa di pusat diplomasi dunia, PBB, dunia Islam sama sekali tidak terwakilkan secara baik. Suara negara-negara Muslim hampir tidak terdengarkan di saat seharusnya didengar karena membela hak-hak sesama yang terinjak-injak di berbagai belahan dunia. Bandingkan antara jumlah negara Uni Eropa dengan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Namun signifikasi suara kedua organisasi (OKI dan EU) sangat berbeda, bagaikan langit dan bumi.

Alkhulasoh, umat Islam kini berada di sebuah jurang kegagalan. Dan sangat menyedihkan, terkadang kegagalan-kegagalan itu justeru dirasakan oleh sebagian sebagai 'Islamically justified'.

Apa Gerangan?

Kenyataan ini menjadikan banyak kalangan yang tidak habis pikir. Apa gerangan? Apa yang sedang terjadi? Apa penyebab sehingga terjadi seperti itu? Bukankah umat Islam pernah jaya lebih 7 abad? Sebuah kejayaan terpanjang dalam sejarah hidup manusia?

Pada akhirnya, banyak kalangan pengamat hanya bisa menempatkan pengamatan mereka di satu sisi. Terkadang Islamnya yang disesali. Atau sebaliknya, terkadang apa yang dipersepsikan sebagai lawan Islam yang disesali. Terkadang pula para pengamat itu hanya mengantar umat kepada sikap 'menuduh' dan atau 'menyesali'. Menuduh orang lain atas kegagalan-kegagalan umat. Atau sebaliknya juga menyesali diri sendiri atas kegagalan-kegagalan itu.

Yang disayangkan, bahwa ada kecenderungan sebagian untuk saling melemparkan kesalahan. Dan tentunya yang paling tidak membahayakan, ketika pihak-pihak tertentu merasa 'dirinyalah atau metode pendekatannyalah' yang absolute benar. Semua yang tidak sejalan salah dan bahkan dianggap menjadi penyebab atau kontributor kegagalan-kegagalan itu.

Dalam hal ini, ada dua pandangan ekstrim yang sedang berlaga. Pandangan yang mengatakan bahwa dunia Islam saat ini terbelakang karena masih terkungkung oleh konsepsi syariah Islam, yang menurutnya, hanya menjadi aral dalam upaya mencapai kejayaan itu. Sebaliknya, ada pula yang sangat simplistik dalam melihat bahwa berbagai kegagalan disebabkan oleh tidak ditegakkannya syariah Islam. Yang runyam, ketika syari'ah Islam ditafsirkan secara sempit dengan berbagai simbolisme agama yang sama sekali tidak menyentuh substansi kehidupan manusia.

Dalam sebuah dialog antar agama (Islam dan Yahudi) di New York University (NYU) beberapa waktu lalu, saya ditanya oleh seorang peserta: 'Bagaimana sikap anda jika ada Muslim yang ingin mempraktekkan syariah di Amerika?'

Sebagian peserta Muslim tentu bingung untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ada pula yang cenderung mengatakan bahwa syari'ah itu adalah isu lama, yang tidak ada lagi dalam agama ini. Sebagian yang lain, menginginkan jika saya menegaskan bahwa tujuan mulia Islam memang adalah menegakkan syari'ah dalam sebuah tatanan pemerintahan Islam yang disebut khilafah.

Dengan tenang dan senyum, saya jawab bahwa sesungguhnya dari pertanyaan anda saya memahami jika anda sedang phobic (ketakutan) dengan konsep syari'ah. Itu menandakan bahwa yang perlu saya lakukan bukan menjelaskan sikap saya, tapi menjelaskan konsepsi syari'ah untuk membenarkan persepsi anda tentang syari'ah itu sendiri.

'Syari'ah adalah jalan hidup. Syari'ah adalah aturan yang mengatur kehidupan seorang Muslim secara menyeluruh, yang dirincikan kemudian dalam sistim hukum mufasshol (detail) yang disebut fiqh. Intinya, tiada Islam tanpa Syari'ah, dan bagi seorang Muslim tiada kehidupan bermakna tanpa Syari'ah'.

Jawaban saya di atas tentunya mengejutkan bagi sang penanya. Penjelasan-penjelas an saya tentang Islam yang terbuka, bersahabat, maju, berbudaya, dll., seolah sirna dengan penjelasan saya tentang Syari'ah tersebut. Bagi dia, seharusnya saya mengatakan bahwa Syari'ah itu adalah hukum kuno yang hanya berlaku 25 abad silam. Kini, dengan kehidupan modern di abad 21, umat tidak perlu lagi syari'ah.

Tapi kemudian saya susuli: 'Amerika Serikat, sebagai sebuah negara dan bangsa, telah mempraktekkan banyak hal yang sifatnya syari'ah. Bahkan tidak berlebihan jika saya katakan, dalam beberapa hal, Amerika lebih mempraktekkan syari'ah dari negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. 'Keadilan, kesetaraan, kemerdekaan, dan pertanggung jawaban publik' adalah bagian tak terpisahkan dan bahkan menjadi asas dari seluruh sendi-sendi kehidupan syari'ah kemudian'.

Penjelasan saya tersebut ternyata tercerna secara baik oleh sebagian besar peserta. Sehingga pada akhirnya saya bisa mengatakan, apa yang anda saksikan saat ini di berbagai belahan dunia Islam, dari kediktatoran, kemiskinan, keterbelakangan di dunia sains dan teknologi, hilangnya kedisiplinan sosial dan rendahnya etos kerja, semua itu menunjukkan kegagalan umat Islam dalam menerapkan syari'ah yang sejati.

Pada akhirnya, dengan hiruk pikuk olimpiade Beijing saat ini, umat diajak untuk melakukan introspeksi. Apakah kegagalan-kegagalan itu karena konsepsi Islam? Atau sebaliknya, berbagai kegagalan yang terjadi justeru disebabkan oleh kegagalan umat dalam menerapkan syari'ah yang sejati. Kalaulah Syari'ah itu menjadi 'penghalang' kebangkitan, seharusnya Turki saat ini lebih hebat dari Jerman. Sebaliknya, seandainya 'pengakuan Syari'ah' itu menjadi fondasi kejayaan, tentu Saudi Arabia telah jauh lebih maju ketimbang Singapura.

Saya hanya kembali diingatkan oleh pernyataan Prof. Dr. Habibie, untuk bangkit diperlukan manusia-manusia yang berotak Jerman, tapi berhati Mekah. Mungkinkah? Pasti bisa karena itulah makna 'ulil al baab' yang memiliki dua sayap yang mampu menghantarkannya kepada kehidupan yang lebih tinggi, yaitu 'sayap dzikir dan sayap fikir'.

"alladzina yadzkuruna Allaha qiyaaman wa Qu'uudan wa 'aala junuubihm, wa yatafakkaruna fi khalqis samawati wal al ardh."

New York , 20 Agustus 2008

Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York. Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com

Read More..
Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/07/2008 | | 0 komentar »



Gema takbir berkumandang diiringi dengan nyala kembang api yang berwarna-warni. Para umat islam sedang merasakan kebahagiaan karena mereka telah berhasil menjalankan kewajiban puasa selama satu bulan berturut-turut.
Keesokan harinya mereka berbondong-bondong datang ke tanah lapang mencurahkan kegembiraannya dengan shalat idul fitri. Kemudian para anggota keluarga bersalama-salaman dan berpelukan, ada yang sampai menangis karena selama setahun ini tidak pernah memeluk dan dipeluk oleh anak-anaknya. Seolah-olah untuk mencurahkan kasih sayang dan maaf itu hanya pada saat hari raya saja. Setelah itu mereka bersilaturrahmi kepada tetangga, saling meamaafkan atas segala kesalahan yang pernah dilakukan.
Namun, setelah lebaran suasana mulai berubah kembali seperti hari-hari sebelumnya. Diskotik dan kafe yang biasanya kelihatan sepi di bulan Ramadhan kini sudah mulai ramai kembali.para pekerja seks komersial (PSK) juga sudah memulai kembali menjalankan rutinitasnya ke komplek-komplek.mereka juga tidak khawatir bila ada polisi yang lewat, karena bulan Ramadhan sudah selesai. Begitu juga dengan para muda-mudi yang pada saat Ramadhan seolah tidak saling kenal karena menjaga jarak dengan yang bukan muhrim di bulan puasa, kini mereka dapat kembali meluapkan kerinduannya. Seolah-olah mereka seperti sepasang suami istri yang sudah lama berpisah. Hingga tidak mengherankan kalau banyak tempat-tempat wisata penuh sesak dengan para muda mudi yang sedang kasmaran.
Lain diskotik lain pula masjid. Dulu yang biasanya para jama’ah shalat tarawih berjubel sampai ke halaman masjid. Kini terlihat sangat sepi. Seolah-olah tidak ada yang mengenal tempat ini. Lantunan suara-suara insan yang khusyuk membaca Al Qur’an pun juga tidak terdenagr lagi.
Lalu apakah arti Ramadhan yang kita jalani jika kita tidak berusaha ke arah yang lebih baik. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi menahan semua anggota tubuh agar tidak berbuat maksiat. Selain itu dengan puasa di bulan Ramadhan, kita juga akan terdorong untuk meningkatkan ibadah-ibadah wajib dan sunah yang selama ini tidak terlaksana. Karena Allah menjanjikan pahala yang besar di bulan Ramadhan. Sehingga kita akan tetap istiqomah pada bulan-bulan berikutnya.
Jadi bulan Ramadhan bukanlah penjara yang mengekang kita sehingga kita merasa terbebas setelah melaluinya. Namun bagaimana kita bisa menjadi lebih baik dan lebih khusyuk dalam beribadah setelah melaluinnya. Karenanya mari kita istiqomah beribadah diluar Ramadhan dan jangan sia – siakan pendidikan bulan Ramadhan kemarin.(DNG)

Read More..

KAJIAN UTAMA

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/06/2008 | | 0 komentar »

DAMAIKAN HATI DENGAN SILATURRAHMI
Oleh : Gus Syahri


Silaturrahim atau lebih dikenal dengan silaturrahmi adalah berarti kasih sayang. Dalam kehidupan di dunia ini sangatlah diperlukan yang namanya kasih sayang tersebut. Begitu juga dengan menyikapi alam dan lingkungan disekitar kita yang semuanya itu diperlukan sifat saling menyayangi.
Saat bulan syawwal seperti sekarang ini, banyak kita jumpai dimana – mana kaum muslimin satu sama lain saling bersilaturrami, saling bermaaf – maafan, saling mengunjungi sanak famili, sahabat karib, kerabat dan tetangga. Hal ini menjadi pemandangan yang sangat menyejukan ditengah – tengah kesenjangan sosial yang selama ini terjadi.
Dari mulai rakyat biasa, pejabat pemerintah, instansi pemerintah maupun swasta, sampai kepala negara tak mau ketinggalan, ikut merayakan Iedul Fitri ini dengan bersilaturrahmi. Mereka berlomba – lomba untuk menjadikannya sebagai momen yang tepat untuk kembali membangun ukhuwah islamiyah. Merajut kembali tali persaudaraaan yang terputus, merapatkan hubungan yang renggang dan lebih memupuk tali persaudaraan.
Hal ini juga ditegaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW. “ Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan di panjangkan umurnya maka peliharalah hubungan silaturrahmi ” (H.R. Bukhori & Muslim ).
Itulah pesan Nabi kepada para sahabat dan juga ummatnya agar tetap bersilaturrahmi, karena dengan silaturrahmi akan terjalin rasa kasih sayang serta menambah panjang umur dalam arti selalu berbuat baik kepada sesama agar mendatangkan bantuan dan pertolongan dari Allah SWT.
Saat kita mendapatkan kesulitan dan berbagai problem kehidupan dengan memperbanyak silaturrahmi maka rahmat Allah akan turun menaungi hidup kita. Demikianlah dapat kita pahami betapa pentingnya arti silaturrahmi, sebagai kunci di bukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Semoga dengan silaturrahmi ini menjadi alat mempersatukan ummat, membangkitkan kasih sayang yang layu, mendamaikan hati beku dan memperluas rezeki. (iks)

Read More..
Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/06/2008 | | 0 komentar »


Oleh : Danang A. M.
Puasa Ramadhan telah usai. Suasana Idul Fitri tengah menyelimuti seluruh lingkungan sekitar kita. Semua bergembira & bahagia, anak – anak, remaja dan orang tua merakayakannya. Ada satu hal yang perlu kita renungkan bersama keluarga khususnya anak – anak kita bahwa idul fitri yang sebenarnya bukanlah menikmati bajubaru dan menerima uang jajan tambahan dari kerabat dan famili.
Idul fitri tidak hanya sekedar berkunjung ke sanak keluarga, teman dan kerabat atau sekedar menikmati lezatnya kue – kue lebaran yang dihidangkan. Haruslah kita pahamkan dan tanamkan kepada mereka, bahwa idul fitri adalah sarana pendekatan diri kepada Allah dengan mensyukurinya karena tantangan Ramadhan telah dapat kita lewati dengan sebaik – baiknya. Boleh bergembira asal jangan berlebihan, boleh suka cita karena saat idul fitri berkah dan karunia ilahi seolah – olah dicurahkan tiada henti, asal…jangan berlebihan.
Bukankah Allah tidak menyukai hal – hal yang berlebih – lebihan? Berlatih dan belajar untuk mengendalikan diri atas kebahagiaan yang kita terima perlu terus di dengungkan pada jiwa & diri anak – anak kita. Berlatih mengendalikan diri tidak hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja, 11 bulan berikutnya adalah ladang dan wahana ujian sesungguhya agar terapi puasa selama Ramadhan dapat kita implementasikan di 11 bulan berikutnya. Dan semoga Allah memberi kekuatan jiwa kita untuk terus mengabdi melalui media apapun. Allahumma amin.

Read More..
Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/06/2008 | | 0 komentar »



Raga manusia termasuk derajat dimensi bumi yang akan kembali pada tingkat asalnya yaitu terurai lagi menjadi tanah. Sedangkah roh manusia termasuk derajat tertinggi, yang berasal dari Allah SWT. Hikmah yang terkandung dalam hal ini adalah bahwa manusia mesti mengemban beban amanah pengetahuan tentang Allah, oleh karena itu mereka harus mempunyai kekuatan dalam dua dunia ini untuk mencapai kesempurnaan dalam kehidupannya.
Iedul fitri merupakan sarana peningkatan rohani pasca pengembangan jiwa dan raga lewat perintah berpuasa. Tidaklah dipungkiri bahwa ketika rohani mampu menangkap sinyal illahiah, tatkala Ramadhan beban hidup terasa ringan bahkan seperti hidup tanpa beban. Namun seringkali pasca Ramadhan ini, tatanan hidup kembali pada posisi semula, inilah tantangan terberat dalam mempertahankan eksistensi rohani yang tersambung dengan illahi.
Nafsu yang sangat dominan dalam kehidupan kita, sudah sangat menyatu dalam keseharian kita. Sehigga pengaruh nafsu ini seringkali melunturkan warna yang sudah kita ukir di bulan Ramadhan kemarin. Ibadah dan amal sholeh rasanya berat kita pertahankan dalam keseharian kita, kemaksiatan kembali digelar dalam setiap kancah lini kehidupan. Memang disamping nafsu yang sudah dominan dalam kehidupan kita, setan sangat tidak rela apabila hamba – hamba yang berserah diri kepada Allah selalu mengabdi kepada – Nya. Sehingga dengan tipu daya setan laknatullah tersebut, mereka berupaya membelokkan setiap insan yang ingin bertahan dalam sinyal illahiah, bahkan merekapun sudah berjanji akan menggoda anak Adam untuk menjerumuskan kedalam kesesatan yang nyata, kecuali hamba – hamba yang ikhlas (Mukhlasin). Yaitu hamba yang selalu ikhlas dalam setiap lngkahnya hanya mencari ridho Allah semata.
Maka tidak ada jalan lain untuk memerangi nafsu dan setan pacsa Ramadhan ini kecuali harus mampu menyadap kekuatan illahiah lewat ibadah dan amal sholeh yang istiqomah dan berharap pada perlinduangan-Nya. Semoga kebersihan hati dan kembalinya fitrah manusia yang suci ini, mampu kita pertahankan setelah iedul fitri ini. Sebab inilah modal dasar kita yang nanti rela atau tidak akan meninggalkan dunia ini untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatan yang kita lakukan selama waktu yang Allah berikan kepada kita “ Taqobbalallahu minna Waminkum Taqobbal Yaa Karim…”

Read More..

Ta’lim Ramadhan di Joyoboyo

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/06/2008 | | 0 komentar »


Bulan Ramadhan yang penuh berkah kemarin, telah diisi dengan pengajian sebagai wujud pengabdian kepada Allah SWT, sekaligus mendekatkan diri kepada Nya. Karena itu pantas jika Apotek ‘ Joyoboyo’ dan Atika Busana mengadakan ta’lim Ramadhan bagi karyawan dan masyarakat umum, dengan nara sumber ustadzah Hj. Suharini dengan materi Sistematika Nuzulnya Wahyu (SNW).
Menurut ibu Hj. Sri Tindarwati, pengajian (ta’lim) Ramadhan ini tidak semata – mata dilakukan dibulan ini saja, tapi sudah ada sejak Agustus 2007 lalu yang diikuti oleh sekitar 40 – 50 orang peserta dari kalangan ibu – ibu ( muslimah )
Lebih lanjut Ibu Tindar mengatakan “ Pengajian ini diharapkan dapat menambah wawasan keislaman, mengingat manusia itu tidak tahu apa – apa, lemah dan hina. Untuk itulah dengan pengajian ini diharapkan kita selalu ingat kepada Allah dan mau terus belajar” katanya.
Sementara itu menurut Ibu Sri Mukti, pesarta jama’ah pengajian itu menyatakan “ Pengajian tersebut banyak sekali manfaatnya, disamping menambah iman, pengajian dapat menambah ilmu dan pengetahuan agama yang didapat mengingat kami masih baru ikut pengajian ini .” ujar Sri Mukti, pensiunan kepala Bank pemerintah daerah Jatim di Kediri, kepada redaksi Ar – Risalah. (ARS).

Read More..

LAPORAN AKTIFITAS

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/06/2008 | | 0 komentar »

UN PGRI & STMIK BAKSOS KE P.A AR – RISALAH

Dalam rangka Ospek bagi mahasiswa barunya, Sekolah Tinggi Managemen Informatika Kadiri (STMIK) mengadakan bakti sosial ke panti asuhan Ar – Risalah Badar Lor Kediri sabtu (9/9) lalu. Baksos yang di laksanakan pada siang itu bertujuan untuk ikut berbagi bersama dengan adik – adik yang ada di panti asuhan sekaligus pengenalan kepada mahasiswa baru di STIMIK tersebut.
Dalam kesempatan itu ketua rombongan Baksos STMIK, mabk Isa telah menyerahkan bahan makanan berupa sembako, dan alat tulis untuk kepentingan adik – adik di yang diterima simbolis oleh lukman hakim, perwakilan dari P.A Ar – Risalah.
Sebelumnya pada sabtu (30/8) lalu, juga dilaksanakan bakti sosial dari Universitas Nusantara PGRI Mojoroto Kediri. Dalam kesempatan itu juga diserahkan sembako berupa beras, gula, mie, minyak goreng dan peralatan mandi dan lain- lain. Acara yang juga bertujuan sebagai upaya pengenalan mahasiswa baru kepada lingkungannya dan untuk lebih peduli kepada sesama dengan, memberikan bantuananya kepada panti asuhan Ar – Risalah Bandar Lor Kediri .(Iks)

Read More..

INDOSAT KUNJUNGI AR - RISALAH

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/06/2008 | | 0 komentar »


Didampingi Bapak Budi Suprayitno, rombongan Indosat Kediri telah mengunjungi P.A Ar - Risalah Bandar Lor, rabu 17 september 2008 dalam rangka silaturrahmi dan penyerahan bantuan sosial bagi kepentingan pendidikan, berupa kursi, buku dan peralatan sekolah.
Menurut Budi Supriyanto, bantuan pendidikan ini adalah wujud kepedulian Indosat Kediri kepada anak - anak panti asuhan agar dapat membantu dan meringankan pendidikan di Ar- Risalah.
Ia berharap bantuan yang telah diberikan dapat bermanfaat melancarkan proses belajar mengajar di panti asuhan dan di bidang pendidikan.
Sementara itu Syahri Al Fatih, mewakili keluarga besar Ar - Risalah mengucapkan terimakasih kepada Indosat Kediri yang telah sudi berbagi kepada anak - anak Ar - Risalah.
“ Terimakasih kami sampaikan kepada Indosat Kediri atas bentuan pendidikan yang telah diberikan kepada kami, semoga apa yang diberikan dapat membantu kami disini.” Katanya.
Karenanya ia pun mengajak kepada keluarga besar Indosat Kediri untuk terud berbagi dan peduli juga kepada perusahaan - perusahaan lainnya untuk bersama sama mengentas anak - anak yatim piatu di Ar - Risalah dengan berbagi , mengatarkan mereka meraih masa depannya. (ARS)

Read More..

HIKMAH RAMADHAN

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 9/14/2008 | | 0 komentar »

Tiga Fenomena dalam Ramadhan
Oleh: Ustadz Abdurrahman Muhammad

"Mungkin hasil yang dicapai seorang shaaim (yang berpuasa) hanya lapar dan haus semata. Dan bisa jadi hasil yang diperoleh oleh orang yang shalat malam (giyamul-lail) hanyalah berjaga." (Riwayat Ahmad dan Hakim).

Ada tiga fenomena yang menonjol di bulan Ramadhan, yang menggambarkan betapa masih carut marutnya pemahaman umat Islam terhadap ajarannya sendiri.
Pertama, sebagian besar kaum Muslimin baru mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala (SWT) setelah datangnya bulan Ramadhan. Selama sebelas bulan penuh mereka menjauhi al-Qur'an, menjauhi masjid, menjauhi kebaikan. Sebaliknya, mereka mendekati tempat-tempat kemungkaran, merapat pada kejahatan, dan melalaikan Allah SWT.

Tatkala Ramadhan tiba, mereka lalu seolah-olah baru tersentak kaget. Mereka bersiap menyambut puasa dengan mendatangi masjid beramai-ramai. Mereka seolah tenggalam dalam kekhusyukan dan kesahduan puasa di bulan Ramadhan. Mereka terlihat bersimpuh, merendahkan diri seolah-olah hendak menipu Allah SWT.

Pertanyaannya, bukankah mereka menyadari bahwa Tuhan pencipta bulan Ramadhan.juga pencipta bulan Sya'ban dan Syawwal? Bukankah mereka telah mengetahui bahwa Allah Maha Melihat perbuatan manusia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan lainnya? Lalu mengapa mereka baru terlihat sibuk beribadah pada bulan Ramadhan saja?
Wahai saudaraku, Allah senantiasa melihat, mengetahui, dan mencatat semua amalan kita, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan lainnya. Untuk itu, jangan berhenti berbuat baik hanya di bulan Ramadhan saja. Teruskan...!

Kedua, pada malam-malam bulan Ramadhan sebagian kaum Muslimin meramaikannya dengan shalat tarawih berjama'ah. Mereka berdatangan dari segala penjuru hingga masjid-masjid dan mushalla-mushalla penuh sesak bahkan meluber hingga ke jalan-jalan. Pemandangan ini sungguh sangat menggembirakan, tapi pertanyaannya, kemana mereka setelah Ramadhan berakhir?

Padahal shalat tarawih kedudukannya hanyalah sunnah, sedang shalat lima waktu adalah fardhu, yang wajib dilaksanakan secara berjamaah di masjid (bagi kaum pria yang mampu dan tidak ada halangan).
Pemahaman yang salah kaprah seperti yang dipraktikkan selama ini sudah saatnya diperbaiki. Kaum Muslimin sudah saatnya lebih cerdas dari sebelumnya. Mereka harus tahu bahwa amalan yang wajib harus diutamakan daripada amalan sunnah. Menjalankan shalat fardhu berjama'ah lebih penting dan lebih utama daripada shalat tarawih berjamaah.

Ketiga, kebiasaan buruk selama puasa adalah memperpanjang tidur pada siang hari. Ada sebagian yang meneruskan tidurnya setelah shalat Subuh hingga siang hari dan ada pula yang tidur mulai dari Dzuhur hingga Ashar. Dengan tidur sepanjang itu, di mana kenikmatan menjalankan puasa? Di mana kita berlatih menahan lapar, merasakan pahit getirnya nasib Para fuqara dan masakin?
Lebih ironis lagi jika malam-malam hari Ramadhan dihabiskan untuk begadang dengan melakukan perbuatan yang sia-sia, mendengarkan lagu-lagu lewat radio, menonton televisi hingga larut malam, atau melakukan permainan lainnya, sementara siang harinya justru dipakai untuk tidur. Lalu di mana makna iman di bulan Ramadhan?
Tidur siang hari memang tidak dilarang, jika dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Tetapi jika dilakukan dalam tempo yang sangat panjang, lalu di mana makna puasa? Jika Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam (SAW) dan para sahabat memanfaatkan bulan Ramadhan untuk berperang, lalu pantaskah jika kita justru menghabiskannya untuk tidur-tiduran?

*Pimpinan Umum Hidayatullah (Sahid edisi september 2008)

Read More..

NEWS

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 9/14/2008 | | 1 komentar »

Peresmian Kopontren Hidayatullah Batam
Hidayatullah Batam terus memacu diri. Terobosan demi terobosan terus di lakukan. Akhir Mei lalu, menteri Usaha Kecil dan Menengah, Surya Darma Ali, menyaksikan bagimana dinamika Hidayatullah Batam terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Surya Darma Ali,hadir untuk meresmikan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Hidayatullah Mandiri. Selain itu juga membuka Workshop Trainer Kelompok Bermain Taman Kanak-kanak (KBTK) se-Sumatera, serta peletakan batu pertama Perpustakaan Pesantren.

Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat hadir dalam acara tersebut. Di antaranya Aida Ismeth, istri Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) yang juga anggota DPD RI asal Kepri, A. Sulaiman anggota DPRD Provinsi, dan sejumlah donatur dari PT Sinergy Tarada.

Menurut Jamaluddin Nur, Pimpinan Hidayatullah Batam, dan juga ketua DPW Hidayayatullah Kepri, pengembangan ekonomi sebagai bagian dari gerakan kemandirian Hidayatullah.

Ia juga menyampaikan, bahwa pihak Otorita Batam telah memberikan bantuan berupa ruko di kawasan industri Muka Kuning. Ruko tersebut agar dimanfaatkan oleh Hidayatullah untuk mengembangkan usaha penjualan sembako.
Selain menggalakkan sektor usaha, Hidayatullah Batam juga terus melengkapi sarana pehdidikan. "Insya Allah, dalam waktu dekat pembangunan gedung SMA senilai Rp. 2,5 M yang bersumber dari APBD provinsi akan dimulai," ujar Jamaluddin.

Menurutnya tahun ini Hidayatullah kewalahan menerima murid baru mulai dari tingkat TK hingga SMA. Tahun ini juga, Hidayatullah Batam akan membuka sekolah akselerasi. Sekolah ini selain berbasis agama juga berbasis bahasa asing seperti Arab, Inggris, Mandarin, dan ilmu eksak.
Diharapkan, sekolah akselerasi ini dapat menjadi sekolab unggulan, dimana para siswanya tidak hanya mampu secara financial tapi juga secara intelektual dan spirituaL

Read More..

SUKSES RAMADHAN

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 9/14/2008 | | 0 komentar »

20 Ciri Sukses dan Gagal Ramadhan

Ramadhan hanya datang sekali dalam setahun. Jangan biarkan Ramadhan berlalu sia-sia. Apa yang harus kita lakukan? Terapkan 20 cara meraih sukses Ramadhan dan hindari 20 ciri gagal Ramadhan berikut ini.
1. Mengobarkan rindu Ramadhan, meluruskan niat, dan memancangkan tekad untuk meraih berbagai keutamannya.
2. Membuat rencana (planing) yang matang dalam mencapai target-target ibadah dan amal shalih Ramadhan, serta target mengikis kebiasaan jahiliyah.
3. Memperlambat sahur dan mempercepat berbuka puasa

Tidak berlebih-lebihan dalam bersahur dan berbuka puasa (ifthar), serta membiasakan mengkonsumi kurma atau makanan yang manis lainnya.
5. Menunaikan zakat fitrah, harta, profesi, dan lain-lain, serta banyak berinfaq dan sedekah.
6. Berusaha tilawatul Qur'an (membaca Qur'an) sampai khatam (selesai) serta menghapal dan mentadabburinya.

7. Tingkatkan pemahaman agama dengan membaca berbagai tulisan dan buku tentang Islam, khususnya tentang puasa, baik segi fiqih maupun maknawiyahnya.
8. Meningkatkan disiplin dan muraqabatullah (perasaan bahwa Allah mengawasi kita), karena puasa melatih disiplin.
9. Hidupkan malam dengan shalat tarawih atau qiyamullail dan targetkan harus bisa penuh 30 malam.
10. Menjauhkan diri dari sebab-sebab yang dapat mendekatkan diri pada kemaksiatan seperti perilaku, pergaulan, bacaan, tontonan, dan konsumsi (misalnya rokok) yang sia-sia untuk selama-lamanya.
11. Memberikan makanan berbuka kepada orang-orang yang melakukan puasa, terutama bagi mereka yang kesulitan, seperti fakir miskin dan orang yang berada dalam perjalanan.
12. Banyak berdzikir, minta ampun dan berdoa pada setiap kesempatan (duduk, berdiri, dan berbaring).
13. Memberikan skala prioritas terhadap segala aktivitas yang dapat mendekatkan diri pada Allah SWT.
14. Memperbanyak aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan amal sosial bagi kaum dhuafa serta kegiatan dakwah.
15. Berusaha untuk saling menjaga hati, lisan, dan sikap untuk menyempurnakan puasa serta menjaga pandangan. Bagi wanita yang belum menutup aurat harus memulai menutup aurat untuk seterusnya.
16. Berusaha keras untuk bisa menjalankan i'tikaf (berdiam diri di masjid dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah dan menyempurnakan amal ibadah kita) pada 10 malam terakhir dengan tekad meraih lailatul qadar dan memperbaiki diri.
17. Menghindari amalan yang bid'ah di bulan Ramadhan.
18. Memperhatikan dan berusaha mempraktikkan betul rambu-rambu Ramadhan, seperti hal-hal yang makruh atau haram.
19. Menyambung Ramadhan dengan melakukan puasa sunah 6 hari di bulan Syawal.
20. Tidak berlebih-lebihan dalam menyambut idul fitri dengan berbangga-bangga dalam hal makanan, pakaian, atau hal-hal duniawi lainnya.

20 Ciri Gagal Ramadhan
Sebagai sebuah medan training (tarbiyah), Ramadhan punya indikator keberhasilan. Bagaimana mengukurnya? Yang paling mudah adalah dengan melihat ciri kegagalannya berikut ini.
1. Tidak mempersiapan diri semaksimal mungkin jauh hari sebelum Ramadhan.
Persiapan diri tersebut meliputi,
pertama, persiapan hati (al-isti'dad al-ruhiy) dengan kerinduan dan kegembiraan' menyambut kedatangannya serta dengan berdoa agar bisa dipanjangkan umur sampai ke Ramadhan.
Kedua, persiapan keilmuan (al-isti'dad al-fikriy) dengan menguasai ilmu dan hakikat Ramadhan.
Ketiga, persiapan fisik (al-isti'dad al jasadiy) dengan menjaga kesehatan dan membiasakan tubuh untuk berpuasa sunnah di bulan Sya'ban.
Keempat, persiapan logistik (al-isti'dad al-maliy) dengan menyiap bekal untuk sedekah. dan
kelima, kondisikan lingkungan.
2. Gampang mengulur shalat fardhu.
Sa'id bin Musayyab mengelompokkan orang yang tak segera mendirikan shalat tepat pada waktunya ke dalam tarkush-shalah (meninggalkan shalat). Orang yang berpuasa Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.
3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.
Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul lail Hadits Qudsi mengatakan, "Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunah sampai Aku mencintainya."
4. Kikir dan rakus pada harta Benda.
Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan sedekah adalah tanda gagal Ramadhan. Sebab; salah satu sasaran utama shiyam adalah membuat manusia mampu
mengendalikan sifat rakus pada makan, minum maupun pada harta benda.
5. Malas membaca al-Qur'an.
Ramadhan juga disebut Syahrul Qur'an (bulan al-Qur'an). Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan waktunya siang dan malam Ramadhan untuk berinteraksi dengan al-Qur'an.
6. Mudah mengumbar amarah.
Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda, "Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika marah."
7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.
Umar ibn Khattab RAberkata, "Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia." (Al Muhalla VI: 178).
8. Memutuskan tali silaturahim.
Ketika menyambut datangnya Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menyambung tali persaudaraan (silaturahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya."
9. Menyia-nyiakan waktu.
Termasuk gagal Ramadhan adalah lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama Ramadhan semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.
10. Labil dalam menjalani hidup.
Labil alias gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani hidup adalah tanda gagal Ramadhan. Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.
11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.
Salah satu ciri utama alumni Ramadhan yang berhasil ialah ketaqwaannya semakin kuat. Salah satu wujudnya adalah semangat mensyiarkan Islam.
12. Khianat terhadap amanah.
Shiyam (puasa) adalah amanah Allah SWT yang harus dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak. Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sirr (rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata.
13. Rendah motivasi hidup berjamaah:
Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi untuk hidup berjamaah. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam saatu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh." (Ash-Shaf [61]: 4)
14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk.
Hawa nafsu dan syahwat merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang berhasil merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq.
15. Malas membela dan menegakkan kebenaran.
Ramadhan adalah bulan dakwah dan jihad. Maka, di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin merajalela saat ini, para jebolan akademi Ramadhan seharusnya semakin gigih membela dan menegakkan kebenaran.
16. Tidak mencintai kaum dhuafa.
Ramadhan adalah bulan kasih sayang. Karena itu, rasa cinta kita terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan masyarakat seharusnya bertambah.
17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.
Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan selurah rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sedekah, karena istighfar dan sedekah dapat menambal yang robek-robek dari puasa.
18. Terlalu sibuk mempersiapkan lebaran, sementara i'tikaf diabaikan.
Banyak yang lupa bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat genting yang menentukan nilai akhir kita di mata Allah SWT dalam bulan berkah ini Jadi fokuslah ke sini, tidak kepada urusan dunia.
19. Menganggap dan menjalani Idul Fitri sebagai hari kebebasan berbuat jahiliyah lagi.
Makna Idul Fitri antara lain berarti " kembali ke fitrah." Namun kebanyakan orang memandangnya sebagai hari dibebaskannya mereka dari "penjara" Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan pergi, ucapan dan tindakannya kembali jahiliyah.
20. Tidak mengalami peningkatan keharmonisan dalam keluarga.
Berbagai ibadah di bulan Ramadhan adalah sarana yang sangat tepat untuk membangun keharmonisan dalam keluarga. Jangan biarkan keluarga kita tidak berhasil meraihnya.
Wallahu a'lam bish shawab.***

*Sahid September 2008

Read More..

KAJIAN UTAMA

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 9/03/2008 | | 0 komentar »


Ramadhan Bulan Penuh Berkah

Ramadhan adalah bulan mulia, yang penuh dengan kebaikan dan keberkahan. Jika seorang hamba beramal saleh, apakah dengan jalan bersedekah, memberi ta’jil kepada orang – orang yang berpuasa atau enginfakan hartanya di bulan ini, maka Allah SWT akan melipat gandakan pahalanya, melebihi apa yang diberikan diluar Ramadhan.
Karena itulah wajar kalau bulan ini, banyak manusia yang mendekatkan diri kepada Allah, untuk meraih pahala, ampunan dan kasih sayang Nya. Serta merugilah mereka yang menjauh dari Nya. Di bulan ini pula, Allah SWT menjanjikan kepada hambanya yang bersungguh – sungguh melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan gelar Muttaqin, yaitu puasa yang tidak sekedar haus dan lapar saja.

Di bulan Ramadhan, manusia, tua, muda dan anak – anak dengan penuh semangat menghidupkan malam – malam Ramadhan, melalui sholat tarawih, tadarus Qur’an dan kajian – kajian keagamaan islam. Semua itu dilakukan karena ingin mendapatkan ridho Allah SWT dan keberkahan dari-Nya. Jangan heran jika masjid dan mushola menjadi penuh sesak.

Tak ketinggalan tayangan TV yang biasanya sarat dengan maksiat, berubah menjadi tayangan berbau religi. Sekolah – sekolah dan kampus – kampus berlomba – lomba mengadakan pesantren kilat dan buka puasa bersama. Para artis yang menyesuaikan di bulan Ramadhan ini, tampil ramai – ramai memakai kerudung dan baju panjang ( baju koko).

Di bulan penuh berkah ini tidak ada salahnya manusia berubah, dari tidak baik menjadi baik, sukur – sukur seterusnya, bisa mendatkan hidayah untuk istiqomah menjadi muslim – muslimah yang sholeh dan sholehah.

Mari kita isi Ramadhan tahun ini, dengan ibadah nafsiah, ibadah muamalah dan kesalehan sosial. Berbagi dan peduli kepada mereka yang kekurangan. Di bulan ini pula mari kita tingkatkan kwalitas iman dan taqwa kita kepada-Nya, agar tercapai dari tujuan puasa itu sendiri menjadi insan Muttaqin. (ARS)

Read More..

PENGARUH PUASA

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 9/03/2008 | | 0 komentar »

Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Jiwa
M. Arief fath.R.SE

Dua buah buku yang ditulis DR Alan Cott, seorang doktor ahli syaraf dari Amerika menulis tentang manfaat puasa yang berjudul ‘Fasting as a way of life’ dan ‘Fasting the ultimate diet’. Dari kedua buku tersebut, ditulis secara ilmiah bagaimana keterkaitan antara puasa dengan gangguan kejiwaan terutama yang banyak dialami oelh penduduk dunia akhir – akhir ini yaitu kecemasan (Anviety).
Kalau pengertian puasa dalam ajaran islam yaitu menahan diri ( dari nafsu makan, minum, hubungan suami istri dll) sejak fajar sidiq sampai terbenam matahari. Namun dalam pengertian DR Alan Cott, puasa masih agak beda dengan ajaran islam yaitu klien masih boleh minum walapun hanya sedikit.
Penelitian DR Alan Cott terhadap klien di jadikan sampel penelitian adalah orang – orang yang mengalami gangguan kejiwaan, kecemasan yang hebat dan rata – rata mereka mengalami insomnia (gangguan tidur) dan kehilangan orientasi terhadap kehidupan (Psikososial). Setelah klien disuruh berpuasa selama 30 hari, ternyata klien yang mengalami gangguan jiwa dirumah sakit Grace Square New York bisa disembuhkan dengan terapi puasa tersebut.
Hal in diperkuat lagi oleh penelitian DR Nicolayev seorang guru besar yang bekerja pada lembaga Psikiatri Moscow, dimana mengadakan penelitian terhadap dua kelopompok klienya. Yang kelopok pertama orang – orang yang sakit diberikan obat – obatan seprti pada umumnya dan kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa. Dan hasilnya sungguh menggembirakan dimana klien – klien yang diperintahkan puasa tersebut sembuh.
Selain dibuktikan dengan sebuah penelitian diatas, puasa juga mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Orang yang rajin berpuasa dalam tugas – tugas kolektif memperoleh skor yang jauh lebih tinggi dibanding yang tidak bepuasa.
Seorang tokoh ilmuwan barat yang notabene tidak mengenal islam terutama perintah berpuasa, dia mampu membuktikan secara ilmiah tentang manfaat puasa. Apalagi kita umat islam yang sejak kecil telah diajarkan berpuasa seringkali kita belum merasakan manfaat nayata dari perintah Allah tersebut.
Semoga dengan ulasan diatas mampu menggugah kesadaran kita untuk lebh mensyukuri nikmat Allah berupa perintah puasa Ramadhan, dengan jiwa yang khusyu’ dan tadarru’ hanya mengharap ampunan dan ridho Allah semata.

Read More..

HIKMAH

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 9/03/2008 | | 0 komentar »

Bangun Kesalehan Sosial Di Bulan Ramadhan
Pada waktu musim paceklik dimasa pemerintahan Abu Bakar As Shidiq r.a, banyak orang yang tengah menderita kelaparan. Di tengah kesulitan yang menderita rakyatnya tersebut, Abu Bakar mengatakan “ Sabarlah kalian, besok pagi akan datang khalifah Utsman bin Affan membawa bahan makanan yang melimpah, pasti kalian akan kebagian darinya.”
Terbukti benar pernyataan Abu Bakar, Esok harinya, khalifah yang dimaksud itu datang. Pedagang – pedagang Madinah berkerumunan dengan mengajukan penawaran yang sangat menggiurkan, yang biasanya dijual 10 ditawar 12 sampai 15. tetapi Utsman bin Affan menyampaikan bahwa sudah ada yang menawar dengan memberi keuntungan sepuluh kali lipat. Pedagang – pedagang itu terheran – heran dan menyampaikan bahwa mereka ini adalah pedagang – pedagang Madinah yang terkenal. Siapa gerangan pedagang seberani itu melambungkan penawaran? Utsman menjawab bahwa Allah SWT yang telah menawarnya. Berdasarkan Al Qur’an surat Al An’am: 160 yang artinya:
“ Barang siapa yang membawa amal yang baik, akan dibalas dengan sepuluh kali lipat dari amalnya itu.”
Pedagang – pedagang itu mundur , lalu Utsman bin Affan bereru sebagai persaksian, “ Ya Allah, akan kuserahkan barang – barang ini kepada orang – orang miskin di Madinah tanpa bayar dan tanpa perhitungan.”
Untuk itulah dibulan Ramadhan seperti sekarang ini sangat tepat jika kita meneladani sosok Utsman bin Affan, membantu dan meyelamatkan saudara – saudara kita yang kekurangan, yang masih membutuhkan uluran kepedulian kaum aghniya (kaya).
Kita bangun kesalehan sosial sebagai wujud ‘empati’ dan peduli kepada rakyat miskin. Yang tidak semakin berkurang tapi justru makin bertambah jumlahnya. Lebih – lebih jika harga – harga kebutuhan pokok terus melonjak naik, dipastikan rakyat miskin akan semakin bertambah berat beban hidupnya.
Karenannya tidak ada salahnya jika kita, dibulan Ramadhan yang mulia ini mau berbagi kepada mereka. Ikut menggembirakan mereka, sehingga harta yang kita berikan akan menjadi berkah da mendapatkan kunci syurga.
Nabi SAW pernah berpesan kepada Aisyah R.A.
“ Wahai Aisyah, cintailah orang – orang miskin dan akrablah dengan mereka, supaya Allah pun akrab juga dengan engkau pada hari kiamat.”
Dan kepada kita, Nabi berwasiat “ Segala sesuatu itu ada kuncinya, dan kunci surga adalah mencintai orang – orang miskin.”. (Abu Rosyida)

Read More..

KOLOM

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 9/01/2008 | | 0 komentar »

Zakat Mengentas Kemiskinan Ummat
Ust. H. Abdul Karim Hasan

Jika ada sebuah pernyataan yang disampaikan bahwa pengumpulan dana zakat, infak dan shodaqoh berkaitan dengan aktifitas pendanaan terorisme, seperti yang pernah dimuat Republika (9/06/08). Hal itu sungguh sangat menyinggung perasaan ummat islam dan bangsa Indonesia secara keseluruhan . apalagi jika pernyataan tersebut lebih di dasarkan pada prasangka pribadi tanpa bisa dibuktikan dengan data dan fakta yang sebenarnya.


Inilah pentingnya sosialisasi mengenai zakat, infak dan shodaqoh (ZIS) kepada masyarakat dan ummat agar dapat memahami peran zakat bagi kepentingan ummat, sehingga tidak akan ada lagi ucapan atau pernyataan senada di lain waktu.
Imam Zuhri berkirim surat kepada Umar bin Abdul Azis tentang penempatan sunah dalam urusan zakat, sebagian untuk yang piku dan lumpuh, sebagian untuk si miskin yang sakit, yang tidak mapu bekerja, sebagian untuk si miskin yang meminta dan membutuhkan makanan, sebagian lagi untuk si miskin yang datang ke masjid – masjid, yang tidak mempunyai pekerjaan dan gaji serta penghasilan yang mencukupi, sebagian lagi untuk yang fakir yang mempunyai hutang bukan untuk maksiat dan lain sebagaunya.
Begitulah zakat yang banyak menyangga problematika ummat khususnya untuk mereka para dhuafa, fuqara dan masakin.
Zakat tidak hanya meratakan kesejahteraan sosial, menjadi jembatan antara si kaya dengan si miskin, lebih dari itu zakat mampu mengentaskan kemiskinan ummat dari kefakiran , kebodohan, ketertinggalan dan keterbelakangan, yang semuanya itu menjadi problem yang harus di pecahkan bersama – sama.
Terkait dengan waktu berzakat, Allah tidak membatasi dibulan suci Ramadhan saja, tapi juga diluar bulan Ramadhan.

“ Sucikan harta dan jiwa dengan Zakat, karena dengan zakat itu harta menjadi berkah dan melimpah.”

“ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo’alah untuk mereka, sesunguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui .” (Q.S At Taubah 103)


Read More..

WISATA RUHANI

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 9/01/2008 | | 0 komentar »

Wisata Ruhani’ Jamaah SNW

Untuk menambah keyakinan dan keimanan serta menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1429 H, maka Ibu - Ibu jama’ah SNW yang dipimpin ustadz Hj, Suharini telah mengadakan kajian pebekalan Ramadhan yang dikemas dalam ‘Wisata Ruhani’ bertempat di Pusdiklat villa Hidayatullah Batu Jawa Timur, senin (28/07).


Acara yang berlangsung sehari semalam itu telah diisi oleh ustadzah Hj. Farida Hanum dari Jakarta, serta ustadz KH. Hasan Hasly dari pesantren Hidayatullah Batu. Dengan materi yang disampaikan kajian Al – Qur’an, panduan puasa, dan shlat khusyu’ yang mendapatkan sambutan hangat dari kurang lebih 70 orang peserta yang sebagian besar kaum Ibu.
Ditengah – tengah susana yang krisis iman seperti sekarang ini, acara Wisata Ruhani ini tentu sangat bermanfaat apalagi diadakan di villa Hidayatullah yang asri, sehingga menambah kerasan bagi para peserta. Dan diharapkan denga acara tersebut dapat menbah keyakinan, serta wawasan para jamaah tentang Islam. (ARS)


Read More..

AMALAN UTAMA

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 9/01/2008 | | 0 komentar »

Amalan Utama Bulan Ramdhan

Khusus di bulan Ramadhan, Allah benar – benar mencurahkan rahmat dan kasih sayangnya kepada kita sehingga dilipat gandakanlah pahala ibadah kita berpuluh – puluh kali dibanding amalan yang dilakukan di bulan yang lian. Berikut beberapa amalan yang sangat ditekankan dalam bulan Ramadhan:

1. Meningkatkan kualitas Shalat Fardhu
Pahala shalat fardhu di bulan Ramadhan akan dilipat gandakan menjadi 70 kali lipat dibanding shalat fardhu di bulan lain. Alangkah sayangnya jika tidak kita lakukan secara benar dan khusyu’,disamping tidak mendapatkan pahala yang berlipat juga tidak akan membawa perubahan pada diri kita.
2. Memperbanyak amalan Sunnah
Barang siapa mengerjakan amalan sunnah di bulan Ramadhan akan dinilai pahalanya seperti amalan wajib di bulan – bulan yang lain. Diantara amalan sunnah yang lain adalah meringankan beban orang lain, yang mana Allah menjanjikan akan meringankan (mempermudah) pemeriksaannya nanti di hari kiamat.
3. Memberi Ta’jil Orang yang Berpuasa.
Secara khusus Rosulullah menyampaikan tetang pahala orang yang memberi buka puasa. Nabi SAW bersabda “ Barangsiapa memberi makanan berbuka untuk seorang yang berpuasa, maka baginya sepadan pahala orang itu, hanya saja tanpa mengurangi pahala orang yang puasa itu sama sekali.” (H.R Turmudzi)
4. Menyegerakan Berbuka dan Mengakhirkan Sahur.
Begitulah kasih sayang dan kemurahan Allah pada hamba Nya yang memang tahu persis kelemahan dan kecenderungan manusia. Sehingga apa yang menjadi hak hamba – Nya (berbuka) dapat segera dirasakan, dan sebalikya apa yang menjadi hak- Nya diakhirkan. Bahkan Allah memberikan kebaikan dan keberkahan kepada orang yang menyuegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur.
5. Shalat Tarawih atau Shalat Malam.
Dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad : “ Allah ‘Azza wajalla mewajibkan puasa Ramadhan dan Aku mensunnahkan shalat di malam harinya. Barangsiapa berpusa dan shalat malam dengan mengharap pahala (keridhaan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.”
6. Memperbanyak Membaca Al – Qur’an.
Bulan Ramadhan merupakan bulan pertama kali diturunkannya Al – Qur’an yang merupakan petunjuk bagi manusia. Pada setiap malam Ramadhan, Malaikat senantiasa datang menemui Rosulullah untuk mengulangi kembali ayat – ayat Al Qur’an.
7. Melakukan I’tikaf di Akhir Ramadhan.
Pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, terdapat satu malam yang lebih baik dari amalan seribu bulan,tak seorangpun dapat memastikan pada malam keberapa Lailatul Qodar itu turun, oleh karena itu kita harus menghidupkan sepuluh malam tersebut untuk memperoleh Lailatul Qodar tersebut.
8. Melaksanakan Umrah.
Bagi yang dikaruniai Allah rezeki yang cukup dan mempunyai kelonggaran waktu, maka sebaiknya disempatkan untuk menunaikan umrah, karena umrah yang dilakukan pada bulan Ramadhan sama nialanya dengan Haji .
9. Meninggalkan Hal – hal yang merusak Puasa.
Rosulullah SAW bersabda dalam haditsnya “ Shaum (puasa) itu bukan semata – mata menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi juga dari perbuatan sia – sia dan kotor. Maka jika seseorang memarahimu atau menjahilimu, katakanlah bahwa aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa .(HR.Ibnu Khuzaimah, Al Haki, dan Ibnu Hibban)
10. Memperbanyak berdo’a
Ramadhan merupakan saat – saat yang paling mustajabah untuk berdo’a, karena saat itu kondisi ruhami kita berada dalam puncak kualitasnya. Permulaan Ramadhan adalah Rahmat, pertengahnnya adalah ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka, maka berdo’alah untuk mendapatkan itu semua.

Read More..

Syabab dan Peradaban Islam

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 8/30/2008 | | 2 komentar »


Syabab dan Peradaban Islam
Dr. Abdul Mannan

Di antara sejumlah organisasi pemuda Islam di Tanah Air, Syabab Hidayatullah adalah yang termuda. Namun, bukan berarti organisasi ini tak memiliki kekuatan politik sama sekali. Syabab Hidayatullah, sebagai organisasi otonom, telah menempatkan kader-kadernya di seluruh Nusantara, mulai dari Sabang hingga ke Merauke. Jumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ada 172 buah. Bahkan, ada jugs di Timor Leste.

Syabab Hidayatullah adalah wadah generasi pelanjut misi organisasi massa Hidayatullah, yaitu memperjuangkan tegaknya peradaban Islam.

Organisasi ini bukanlah underbouw dari partai politik, meski para anggotanya diperkenankan untuk memilih partai yang relevan dengan visi organisasi induknya.

Kebijakan politik Syabab Hidayatullah sejalan dengan kebijakan politik organisasi induknya, yaitu menjaga integrasi bangsa yang saat ini terancam mengalami disintegrasi. Hidayatullah yakin seyakin-yakinnya bahwa hanya Islam yang dapat menyatukan pulau-pulau di Nusantara yang terserak dari Sabang hingga Merauke. Hal ini sudah teruji oleh sejarah.

Itulah sebabnya wawasan teritorial keindonesiaan menjadi salah satu doktrin bagi kader Syabab Hidayatullah. Sebab, lahan dakwah paling subur untuk menanam benih akidah Islamiyah adalah masyarakat Indonesia. Sehingga, sifat akomodatif yang non-partisan menjadi arus utama Syabab dan organisasi massa Hidayatullah saat ini.

Atas dasar itu, aktivitas utama kader Syabab Hidayatullah diarahkan pada upaya menggalakkan pendidikan dan dakwah. Pendidikan diutamakan dalam rangka mencetak kader-kader bangsa yang berkualitas secara spiritual dan intelektual. Sedang dakwah dihidupkan sebagai upaya merekrut massa sebanyak mungkin untuk menjadi basis dan pendukung eksistensi Hidayatullah sebagai organisasi massa.

Musyawarah Nasional Pertama Syabab Hidayatullah telah memfokuskan diri pada upaya revitalisasi spirit gerakan membangun militansi dan progresivitas kader. Ini didasari oleh pemikiran bahwa bangsa Indonesia akan porak poranda jika tidak ada pemuda yang mengisi kemerdekaan dengan karya nyata di tengah masyarakat. Dan, priotitas utama revitalisasi spirit gerakan ini adalah peningkatan pemahaman agama melalui belajar dan mengamalkan al-Qur'an, wahyu Allah Subhanahu wa Ta'ala (SWT).

Semangat belajar itu hendaklah tidak pudar meski kini tudingan miring sedang diarahkan kepada kalangan aktivis Islam. Ini terkait fitnah dan konspirasi pihak tertentu dengan dukungan bangsa-bangsa Barat untuk memojokkan Islam.

Tudingan dan fitnah itu perlu dijawab dengan aksi nyata. Jangan takut menunjukkan identitas Islam dan cara hidup islami. Justru sebaliknya, kita perlu menggencarkan gerakan memakmurkan masjid, mengkaji al-Qur'an, sambil membuktikan bahwa mereka yang aktif di masjid adalah orang-orang yang selalu siap membantu lingkungannya dengan penuh kasih sayang.

Upaya-upaya merusak citra Islam melalui fitnah dan tudingan-tudingan tidak akan mempan manakala kaum Muslim tetap istiqamah menghidupkan budaya islami di manapun mereka berada.

Kini, Syabab Hidayatullah diharapkan bisa mengambil posisi terdepan dalam menyukseskan Gerakan Nasional Mengajar-Belajar al-Qur'an (Gran MBA). Gerakan ini menjadi andalan bagi organisasi massa Hidayatullah untuk membangun peradaban Islam.
Melalui gerakan ini akan tertanam jiwa Qur'ani di hati masyarakat sebagai dasar membangun bangsa di masa depan, sekaligus salah satu amal yang diperintahkan junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW).

Read More..

LIBURAN

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 8/30/2008 | | 0 komentar »

Liburan Bersama Melinda
Liburan sekolah kemarin anak – anak PPAS Ar – Risalah di ajak berlibur bersama ke Surabaya oleh Hj. Melly Iskandar Nawawie, Direktur RSIA Melinda Kediri, selasa 8 Juli 2008 Tentu kebahagiaan bagi anak – anak Ar – Risalah, dapat berekreasi bersama karyawan Melinda mengunjungi objek wisata disana. Objek wisata yang dikunjungi antara lain Kebun Binatang Surabaya (KBS) kemudian ke Monumen Kapal Selam (Monkasel) dilanjutkan Ziarah ke makam Sunan Ampel dan diakhiri makan malam bersama di rumah makan padang ”Restu Bundo”.” Untuk itu terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Iskandar Nawawie yang telah mengajak kami rekreasi.” kata Syahri Al Fatih, mewakili keluarga besar Ar – Risalah. ” Semoga Allah meluaskan rezekinya kepada keluarga Ibu Iskandar Nawawie, sehingga dapat rekreasi kembali dimasa liburan sekolah yang akan datang.” ujarnya menambahkan. (ARS)

Read More..

Tentang Baitul Maal Hidayatullah Kediri

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 8/30/2008 | | 0 komentar »

Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Kediri adalah salah satu lembaga amil zakat nasional (LAZNAS) di bawah naungan ormas Hidayatullah yang bertugas untuk menghimpun dana masyarakat baik berupa zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibah, dan dana kemanusiaan lainnya dan menyalurkannya kembali ke masyarakat yang berhak menerimanya melalui program Dakwah, Pendidikan, Sosial, dan Ekonomi.

Sebagai LAZNAS BMH telah mendapat pegukuhan dari Pemerintah berdasarkan SK. Menag. RI No. 538 Th. 2001. Sebagai upaya untuk memperluas jaringan dan jangkauan pemberdayaan maka BMH telah mendirikan cabang-cabang di setiap ibukota propinsi dan kota-kota besar lainnya.

Read More..

MARHABAN YA RAMADHAN

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 8/30/2008 | | 1 komentar »


Alhamdulillah kita panjatkan kehadiran Allah SWT. yang telah memberikan kepada kita sesuatu yang sangat istimewa yaitu kesempatan untuk bertemu dengan bulan suci ramadhan 1429 H.Oleh karena itu kami atas nama segenap pengurus dan pengasuh PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH KEDIRI mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah di Bulan Ramadhan 1429 H.Semoga menjadi insan yang mulia.

Read More..

PESAN RAMADHAN 1429 H

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 8/30/2008 | | 0 komentar »


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum wr wb
Marilah kita menyambut bulan Ramadhan tahun ini dengan bersyukur kepada Allah swt yang telah memberi kesempatan kepada kita untuk menikmati indahnya Ramadhan ke sekian kalinya. Datangnya bulan ramadhan adalah rahmat dan kado istimewa yang dikaruniakan Allah swt kepada kita.

Shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan kepada Rasulullah saw , yang mengenalkan Allah dan indahnya ajaran Islam kepada kita, yang mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada sesama, yang membawa rahmat bagi semesta.

Amma ba’du

Sebagai Pemimpin Umum, saya mengajak kepada seluruh jama’ah Hidayatullah dan seluruh kaum muslimin bersukacita menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan berbagi cinta dan kasih sayang. Datangilah orangtua, sanak saudara, famili dan handai tolan, kerabat dekat dan jauh, teman sekerja dan seperjuangan untuk meminta maaf dan mohon do’a agar kita dimudahkan menjalani hari-hari Ramadhan dengan khusyu, tawadhu, dan ikhlas lillahi ta’ala. Jika mampu, bawalah hadiah sekadar tali asih, tanda cinta, persabatan, dan persaudaraan di antara kita. Lapangkan dada dengan memberi maaf kepada siapapun (wal aaffiina ‘anin-naas), baik yang sengaja meminta maaf atau tidak. Datangi orang-orang yang memutus silaturrahim, sekalipun kaki kita terasa berat untuk melangkah. Sucikan hati kita sebelum memasuki bulan Ramadhan. Sesuai dengan tradisi (sunnah) Nabi, sehari menjelang Ramadhan adakan acara penyambutan dengan taushiyah yang berisi pesan-pesan inti sebagai bekal dalam menjalani ibadah puasa.

Jangan lupa, ketika melihat (ru’yat) hilal untuk berdo’a sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saw: “Allahumma ya Allah, masukkanlah kami pada bulan ini dengan penuh keamanan, keimanan, kesejahteraan, dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, bulan yang penuh kebaikan dan petunjuk”. (HR. At-Tirmidzi)

Di antara tradisi yang bisa kita teladani dari Rasulullah saw adalah mushahabah (partnership)nya dengan al-Qur’an. Ramadhan adalah bulan al-Qur’an, beliau tadarrus al-Qur’an bersama Jibril. Beliau menyiapkan diri hidup bersama al-Qur’an dengan mengurangi aktifitas lainnya dan memanfaatkan waktu-waktu yang sangat berharga, sebab al-Qur’an adalah mu’jizat yang paling besar, yang tiada tandingannya, yang abadi hingga akhir zaman.

Kebersamaan Rasulullah dengan al-Qur’an dipenuhi dengan tadabbur dan tadzakkur. Muthrif bin Abdullah bin Syakhir berkata: “Aku masuk ke rumah Rasulullah saw dan beliau sedang shalat. Di dalam dadanya ada gemuruh seperti air mendidih, beliau sedang menangis karena larut dalam bacaannya”.

Kegiatan lain yang perlu ditiru dari Rasulullah saw adalah qiyamul-lail. Ketika bulan Ramadhan tiba beliau menghabiskan waktu malamnya untuk ber-tabattul (mengkhususkan waktunya untuk beribadah). Beliau memperpanjang ruku, sujud, do’a, dan menangis. Saat-saat seperti itu kegiatan yang utama adalah dzikir, istighfar, munajat, dan berdo’a.

Agenda lain yang bisa ditiru dari Rasulullah saw adalah berderma. Beliau adalah seorang yang paling dermawan, tapi jika bulan Ramadhan tiba, beliau lebih dermawan lagi. Beliau adalah orang yang paling banyak bershadaqah, baik dengan kebaikan, tersenyum, silaturrahim, dan lain-lain. Ajaklah keluarga kita untuk berderma, juga masyarakat muslim lainnya. Jadilah pelayan mereka, himpunlah dana mereka untuk membantu sesama dan fi sabilillah.

Pada Ramadhan tahun ini, saya mengajak jama’ah Hidayatullah dan kaum muslimin untuk menjalankan puasa secara lebih sempurna. Mari kita pahami makna puasa tak sebatas pada sisi syari’atnya, yaitu meninggalkan makan dan minum dari terbitnya fajar hingga maghrib, tapi kita puasakan juga hati, telinga, mata, lisan, dan tangan serta kaki.

Puasa Hati
Yang dimaksud dengan puasa hati adalah mengosongkannya dari segala sesuatu yang merusak, seperti kemusyrikan, kepercayaan yang batil, bisikan yang jahat, niat yang buruk, dan lintasan hati yang buas. Puasanya hati adalah menahan diri dari sifat-sifat yang hina, seperti takabbur, ujub, hasud, dan dengki.

Sebagian masih ada di antara kita yang menjalankan shalat, berpuasa, dan berhaji, tapi hatinya dipenuhi rasa sombong. Mereka tidak peduli kepada orang lain, tidak memberi dan menjawab salam, serta tidak tersenyum. Mereka berkhayal bahwa dirinya adalah orang yang paling mulia.

Tanda-tanda orang yang shaleh dan tidak sombong adalah murah senyum, berakhlak mulia, ramah, suka berkunjung, dan baik dalam bergaul. Di antara yang membatalkan amal shaleh, meredupkan cahaya hati, dan memperlambat menuju Allah adalah hasud dan dengki. Orang yang mempuasakan hatinya berusaha membebaskannya dari kedua penyakit tersebut. Rasulullah berpesan: “Janganlah kalian saling hasad, saling membenci, saling mencari kekurangan, dan janganlah kalian membeli sesuatu yang sedang ditawar orang lain”.

Puasa Telinga
Puasanya telinga adalah menahan diri dari mendengar perkataan yang mengandung khianat, keji, jorok, dan mungkar. Puasanya telinga juga berarti menahan diri dari nyanyian yang diharamkan, kata-kata yang mengandung dosa, dan kelakarnya ahli maksiyat. Termasuk di dalamnya adalah menahan diri dari mendengarkan berita yang menyimpang, bisikan-bisikan yang berbahaya, dan ide-ide yang jahat.

Tentu saja, tidak dianjurkan bagi kita menutup telinga rapat-rapat agar terhindar dari semua perkataan yang merusak, tapi cukup dengan menyibukkan telinga kita untuk mendengarkan nasehat, menyimak renungan dan pemahaman. Isilah telinga kita dengan lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an, lantaran al-Qur’an dapat menumbuhkan keimanan, hidayah, cahaya, ketenangan hati, kelembutan, kemuliaan, dan kesuksesan. Sesungguhnya, kebutuhan pokok telinga kita adalah mendengar dzikir, ilmu yang bermanfaat, nasehat yang berguna, adab yang melimpah, mutiara pengetahuan, dan perkataan yang jujur.

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata, ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang yang jahil.” (Al-Qashash: 55)

Puasa Mata
Puasa mata berarti menahan pandangan dari yang haram, menghalanginya dari yang keji, dan menutupnya dari yang terlarang.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian dari pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-Nuur: 30)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya dan memelihara kemaluannya. (An_Nuur: 31)

Rasulullah saw bersabda: “Tahanlah pandanganmu!” (HR. Bukhari dan Muslim)
Banyak manfaat yang diperoleh dari menahan pandangan, diantaranya: (1) Allah mencukupkan nikmat-Nya dan memberikan kemuliaan hidup dunia dan akherat, (2) hatinya selamat, lega, dan bahagia, (3) jauh dari fitnah, aman dari cobaan, dan terjaga dari kesalahan, (4) pintu-pintu kemudahan dibuka, menggapai ilmu, ma’rifat, dan hikmah, dan (5) tertanamnya sikap furqan (mampu membedakan yang hak dan batil).

“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang menggigil”. (Al-Insaan: 12 – 13)

Puasa Lisan
Puasa lisan adalah menahan diri dari semua jenis perkataan yang sia-sia, ucapan yang menyakitkan, dan kata-kata yang diharamkan. Rasulullah saw bersabda: Jagalah olehmu, ini. Beliau berisyarat pada lisannya. Muadz berkata: Wahai Rasulullah, apakah kami akan disiksa atas ucapan kami? Rasulullah menjawab: Maukah ibumu kehilangan putranya, hai Muadz? Tidaklah manusia disungkurkan wajahnya ke dalam neraka melainkan setimpal dengan apa yang dahulu mereka ucapkan.

Ada sepuluh jenis penyakit lisan yang harus dijaga secara ketat, yaitu: dusta, ghibah, mengadu domba, berkata kotor, mencela, berkata keji, bersumpah palsu, sumpah serapah, mengejek, dan mengolok-olok.

Kita dituntut untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan adab-adab Al-Qur’an. Dalam hal ini kita harus mempertimbangkan setiap kata yang kita ucapkan dan menjaga kemuliannya. Dengan penjagaan itu insya-Allah setiap ungkapan kita menjadi peringatan, pandangan kita menjadi pelajaran, dan diam kita menjadi renungan.
Untuk itu, sejukkanlah hati dengan senantiasa berdzikir, berisitighfar, bertahmid, bertasbih, bertahlil, bersyukur, dan bertaubat. Jaga wibawa dan kharisma kita dengan kehormatan, kemuliaan, serta hal-hal yang merusak nama baik.

Puasa Tangan dan Kaki
Puasa tangan dan kaki adalah menahan keduanya dari segala perbuatan yang batil dan maksiyat, sebaliknya mengulurkannya dengan bersedekah, memberi makanan, menolong orang lain, peduli, bekerja keras, disiplin, dan bertanggung jawab.
Meskipun selama Ramadhan asupan makanan kita berkurang, pantang bagi kita untuk bermalas-malasan, bertopang dagu dan berpangku tangan. Kita harus tetap energik, bahkan seharusnya mempunyai energi berlebih untuk menambah perbuatan baik, membantu orang lain melalui shadaqah, menyediakan makanan untuk berpuka puasa, mengumpulkan dan membagikan zakat dan infaq, menuju masjid lebih awal untuk melaksanakan shalat berjama’ah, dan tak lupa kita juga harus tetap bekerja mencari nafkah dengan giat dan bersemangat. Puasa bukan bulan untuk tidur dan bermalas-malasan. Rasulullah dan para sahabat mengejar kemuliaan Ramadhan bahkan dengan jihad, berperang menghadapi musuh di medan laga.

Selamat menjalankan Ibadah Ramadhan, semoga Allah menjadikan kita sebagai kumpulan orang-orang yang bertaqwa.

Balikpapan, 15 Sya’ban 1429 H



KH. Abdurrahman Muhammad

Read More..
Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template