Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/06/2008 | | 0 komentar »


Oleh : Danang A. M.
Puasa Ramadhan telah usai. Suasana Idul Fitri tengah menyelimuti seluruh lingkungan sekitar kita. Semua bergembira & bahagia, anak – anak, remaja dan orang tua merakayakannya. Ada satu hal yang perlu kita renungkan bersama keluarga khususnya anak – anak kita bahwa idul fitri yang sebenarnya bukanlah menikmati bajubaru dan menerima uang jajan tambahan dari kerabat dan famili.
Idul fitri tidak hanya sekedar berkunjung ke sanak keluarga, teman dan kerabat atau sekedar menikmati lezatnya kue – kue lebaran yang dihidangkan. Haruslah kita pahamkan dan tanamkan kepada mereka, bahwa idul fitri adalah sarana pendekatan diri kepada Allah dengan mensyukurinya karena tantangan Ramadhan telah dapat kita lewati dengan sebaik – baiknya. Boleh bergembira asal jangan berlebihan, boleh suka cita karena saat idul fitri berkah dan karunia ilahi seolah – olah dicurahkan tiada henti, asal…jangan berlebihan.
Bukankah Allah tidak menyukai hal – hal yang berlebih – lebihan? Berlatih dan belajar untuk mengendalikan diri atas kebahagiaan yang kita terima perlu terus di dengungkan pada jiwa & diri anak – anak kita. Berlatih mengendalikan diri tidak hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja, 11 bulan berikutnya adalah ladang dan wahana ujian sesungguhya agar terapi puasa selama Ramadhan dapat kita implementasikan di 11 bulan berikutnya. Dan semoga Allah memberi kekuatan jiwa kita untuk terus mengabdi melalui media apapun. Allahumma amin.

0 komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template