Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 10/07/2008 | | 0 komentar »



Gema takbir berkumandang diiringi dengan nyala kembang api yang berwarna-warni. Para umat islam sedang merasakan kebahagiaan karena mereka telah berhasil menjalankan kewajiban puasa selama satu bulan berturut-turut.
Keesokan harinya mereka berbondong-bondong datang ke tanah lapang mencurahkan kegembiraannya dengan shalat idul fitri. Kemudian para anggota keluarga bersalama-salaman dan berpelukan, ada yang sampai menangis karena selama setahun ini tidak pernah memeluk dan dipeluk oleh anak-anaknya. Seolah-olah untuk mencurahkan kasih sayang dan maaf itu hanya pada saat hari raya saja. Setelah itu mereka bersilaturrahmi kepada tetangga, saling meamaafkan atas segala kesalahan yang pernah dilakukan.
Namun, setelah lebaran suasana mulai berubah kembali seperti hari-hari sebelumnya. Diskotik dan kafe yang biasanya kelihatan sepi di bulan Ramadhan kini sudah mulai ramai kembali.para pekerja seks komersial (PSK) juga sudah memulai kembali menjalankan rutinitasnya ke komplek-komplek.mereka juga tidak khawatir bila ada polisi yang lewat, karena bulan Ramadhan sudah selesai. Begitu juga dengan para muda-mudi yang pada saat Ramadhan seolah tidak saling kenal karena menjaga jarak dengan yang bukan muhrim di bulan puasa, kini mereka dapat kembali meluapkan kerinduannya. Seolah-olah mereka seperti sepasang suami istri yang sudah lama berpisah. Hingga tidak mengherankan kalau banyak tempat-tempat wisata penuh sesak dengan para muda mudi yang sedang kasmaran.
Lain diskotik lain pula masjid. Dulu yang biasanya para jama’ah shalat tarawih berjubel sampai ke halaman masjid. Kini terlihat sangat sepi. Seolah-olah tidak ada yang mengenal tempat ini. Lantunan suara-suara insan yang khusyuk membaca Al Qur’an pun juga tidak terdenagr lagi.
Lalu apakah arti Ramadhan yang kita jalani jika kita tidak berusaha ke arah yang lebih baik. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi menahan semua anggota tubuh agar tidak berbuat maksiat. Selain itu dengan puasa di bulan Ramadhan, kita juga akan terdorong untuk meningkatkan ibadah-ibadah wajib dan sunah yang selama ini tidak terlaksana. Karena Allah menjanjikan pahala yang besar di bulan Ramadhan. Sehingga kita akan tetap istiqomah pada bulan-bulan berikutnya.
Jadi bulan Ramadhan bukanlah penjara yang mengekang kita sehingga kita merasa terbebas setelah melaluinya. Namun bagaimana kita bisa menjadi lebih baik dan lebih khusyuk dalam beribadah setelah melaluinnya. Karenanya mari kita istiqomah beribadah diluar Ramadhan dan jangan sia – siakan pendidikan bulan Ramadhan kemarin.(DNG)

0 komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template