KISAH HIKMAH

Diposting oleh Buletin Ar-Risalah | 8/24/2008 | | 0 komentar »

Dibalik Sebuah Pembuktian

Ada suatu riwayat dalam kitab Minhajul Abidin: Dikisahkan, adalah seorang saleh yang tengah mencari keyakinan ‘tambahan’ akan kebenaran atas kemurahan Tuhan dalam soal rezeki. Si saleh berjalan di tengah padang pasir, lalu tiba – tiba datang Syetan menggodanya, “ Di padang pasir ini tiada kesuburan dan tidak ada orang lain, engkau bisa mati karena tidak membawa bekal.

Mendengar godaan syetan Si saleh tidak bergeming sedikitpun. Bahkan dia mengambil sebuah jalan yang tidak biasa dilewati orang, ia berkata “ Aku tidak akan makan apapun, kecuali ada orang yang memasukan ke mulutku makanan dari jenis samin dan madu. Ditengah perjalanannya ia berkata “ Lama sekali aku berjalan dan ternyata ada seorang kafilah yang berjalan ke arahku, mungkin dia tersesat dan aku pun merebahkan diri ke tanah agar kafilah itu tidak melihatku.”

Tapi rupanya Allah mentakdirkan lain. Melihat ada seseorang yang tergeletak di tengah jalan, si kafilah merasa iba melihatnya. Kemudian ia membuka perbekalanya untuk diberikan kepada Si saleh yang pura – pura tergeletak pingsan, ia mengeluarkan samin dan madu untuk dimasukan ke dalam mulut Si saleh dengan harapan agar cepat siuman.

Ketika kafilah mulai memasukan samin dan madunya, Si saleh berupaya menutup mulutnya rapat – rapat. Dan tak disangka si kafilah memaksa membuka mulut Si saleh dengan pisau, dan ia pun tak bisa meyembunyikan kepura – puraanya hingga akhirnya Si saleh tertawa lepas..
Melihat kejadian itu kafilah bertanya penuh heran “ Gilakah engkau wahai saudaraku? Tadi aku melihat engkau tergolek dan sekarang kau malah tertawa sendiri?
Si saleh menjawab , “ Tidak! Aku tidak gila…! Lalu dia mengucapkan “Alhamdulillah…”.
Kafilah melihat jawaban tersebut bertambah heran tak terkecuali Si saleh, yang juga heran pada dirinya, pada seorang kafilah itu dan dengan rezeki yang selalu mengikutinya.
Kini Si saleh semakin mengerti dan yakin, ternyata rezeki tidak akan pergi kemana – mana, sekalipun sekuat tenaga menghindar darinya. Tentu ada sebaliknya, rezeki tida akan di dapat sekalipun berusaha mati – matian. Boleh jadi, semakin dikejar, semakin menjauh dan mungkin yang demikian itu bukan milik kita, bukan hak kita, namun kawan, saudara, tetangga atau orang lain yang lebih berhak mendapatkannya.
Namun sebelum sebuah langkah berani dimulai, sudahkah ada jaminan diri kita dekat dengan Allah, Tuhan penguasa alam? Bila belum lakukanlah hal itu dulu. Kerena memang Allah menjanjikan kepada kekasihnya (orang – orang bertawa) akan diberikan rezeki dari arah yang tidak disangka – sangka. (Iksan/Suara Hidayatullah)

0 komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template